117B | Telah Merelakan

5.9K 677 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_____________

Playlist 🦋 Yang Tlah Merelakanmu (Seventeen)
"Tuhan, jagalah jiwa dan raganya. Hidup matiku hanya untuknya."

______________

Ini chapternya panjang dan aku ikhlas menghibur kalian di wattpad, aku minta tolong keikhlasan kalian jg menghiburku dg komen baik dan votenya. Nggak etis loh masuk lapak org tanpa meninggalkan jejak, kalian kan bukan maling🫶🏻😘

____________

"Kau ini macam tak punya Tuhan lah, Na," Jelas Mak Samil yang menjawab curhatan menantunya. "Kalo kau memang merasa berdosa pada Abang, lepas Abang balik, perlakuan dia dengan jauh lebih baik."

Kana mengangguk sembari mengatur napasnya yang sesegukan. "Kana janji, Mak... Hiks," Ucapnya. "Kana janji, Kana bakal jadi istri yang lebih baik lagi."

Tangan keriput Mak Samil mengusap rambut halus yang tergerai rapi milik sang menantu. "Di dalam rumah tangga pasti ada salah, Na. Siapa-siapa yang mau mengalah dan menyadari kesalahannya itu yang bakal menolong rumah tangganya."

"Kana tau, Mak, setiap hari Kana berdoa. Ya Allah jangan hukum Kana karna Kana udah durhaka," Jelasnya pada Mak Samil. "Kana nggak mau kehilangan Abang, Mak..."

"Kenapa kau bicara begitu?" Tanyanya. "Itu setan yang harus kau. Samakan kau dengan manusia lain yang tak punya iman."

Mak Samil masih berusaha menenangkan menantunya. Ia paham memang Kana menjadi lebih sensitif merasakan sesuatu. Bahkan, hal kecil saja dapat membuatnya menangis.

"Abang itu anak Mak dan kau tau seberapa luas sayangku pada anak-anakku? Tapi, di sana, aku titipkan raga dan nyawa anakku pada Allah. Aku percayakan Allah untuk menjaganya," Ucap Mak Samil. "Sebab aku punya iman, Na. Sebab aku punya Tuhan."

"Tak ada ibu yang rela anaknya terluka, begitupun diriku. Tapi kau mesti ingat, cinta Allah jauh lebih besar daripada cinta ibu pada anak-anaknya," Tambah Mak Samil. "Kau harus ingat itu, Na. Betapa Allah akan jaga setiap hambaNya."

Kana masih menangis tersedu. Ia percaya rencana Allah memang luar biasa indahnya. Kana sudah mengalaminya sendiri. Kehancuran, kesedihan, kehilangan, tak selamanya menjadi akhir dari kisah seorang hamba.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang