77B | Seperti yang Kau Minta

11.7K 1.1K 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung cus aja cobain bs order ke shopee = mowteaslim atau wa 0896032104731 jgn smp nyesel kehabisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung cus aja cobain bs order ke shopee = mowteaslim atau wa 0896032104731 jgn smp nyesel kehabisan

___________

Hahaha yaallah chapter lalu aku salah ngasih judul🤣 mangkanya nulis ini bingung kok 77A sm B nggak nyambung 🙄

__________

Playlist ⏯️ Butterfly (Melly Goeslaw)
'Jalan ini jauh namun kita tempuh, bagai bumi ini hanya milik berdua'

WAJIB DIDENGER!

____________

"Mau kemana, Om?" Tanya Kana yang kebingungan melihat reaksi Gatra barusan. Bagaimana tidak? Pria itu langsung mematikan panggilan dengan adiknya dan segera memakai jaket. "Ada apa? Kok buru-buru?"

"Kamu ikut ya? Saya nggak tenang ninggal kamu sendirian malem-malem," Tutur Gatra sembari jemarinya menarik resleting jaket parasut tersebut.

Kana mendongak, menatap netra suaminya sebelum kepalanya mengangguk pelan. Gadis itu beranjak ke arah lemari untuk mengambil pakaian yang akan ia gunakan.

Tak tahu akan dibawa kemana oleh Gatra, yang jelas Kana harus segera bersiap.

"Jangan pake itu," Suara Gatra terdengar kala Kana menarik baju berwarna merah muda lengan panjang miliknya, "Tipis kaosnya nanti kamu kedinginan."

Bukan Kana kalau tidak keras kepala. Ia menggeleng, menolak ucapan Gatra barusan, "Nggak tipis kok, pas," Ucapnya sebelum memasuki pintu kamar mandi.

Sementara Gatra berdecak. Kebiasaan Kana ialah enggan mendengar perkataannya. "Yaudah pake itu, kalo kedinginan di jalan jangan rewel," Ujarnya pada Kana yang sudah masuk ke kamar mandi.

"Siap, Om!" Sahut gadis itu dari dalam.

Motor dinas milik Gatra melaju membelah sepinya jalan di tengah malam. Sunyi, hanya terdengar suara motor saja. Tak tampak lagi masyarakat yang keluar rumah. Hanya beberapa pemuda yang masih terjaga dengan rekan-rekannya.

Hawa di luar sudah semakin dingin. Mungkin tadi Kana masih bisa menahannya, tapi kini sepertinya udara sedang tidak bersahabat.

Tangannya terulur sebelum ia memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam jaket parasut yang Gatra kenakan. "Nitip ya, Om."

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang