Playlist ~ Casablanca (Nuha Bahrin & Naufal Azrin)Baca pas kondusif ya! Foto-foto pernikahan Kana dan Om Gatra ada di ig ku @fridaywattpad
______________
"Om Gatra mau kemana?" Tanya Kana dengan kerutan di keningnya saat melihat Gatra melangkah ke arah dapur rumah itu. Mungkinkah pria itu memilih tidur di kamarnya dulu lagi? Kamar sang ajudan di seberang dapur?
Sementara Gatra langsung menghentikan langkahnya saat melihat Kana berdiri di sebelah tangga dengan tangan bersedekap di depan dada. Matanya seakan menyelidiki kemana Gatra akan melangkah.
"Mau tidur, kamu nggak tidur?" Tanya Gatra balik.
Kana mendelik, apa barusan dia bilang? Gatra ingin segera tidur tetapi malah melangkah ke arah dapur?
Bukankah seharusnya malam pengantin diisi oleh kedua mempelai yang baru sah menjadi pasangan suami istri? Bukankah seharusnya mereka berada di kamar yang sama?
Kana menghela napasnya pelan, ia cukup tahu diri, mungkin Gatra memang masih butuh waktu untuk menerima statusnya sekarang. Tapi, bukankah Kana tidak meminta untuk dinikahi pria itu? Jadi tidak ada unsur pemaksaan di sini.
Ah sudahlah, hari ini sudah cukup melelahkan, sehingga Kana hanya membalas dengan putaran bola mata dan langsung melangkah menaikki anak tangga tanpa mengatakan sepatah katapun pada suaminya itu.
"Yaudah, Bye," Ucapnya saat sudah berada di depan pintu kamar. Sesaat kemudian gadis itu menghilang dari pandangan Gatra yang masih diam di tempat.
Pintu kayu putih tersebut sudah tertutup rapat, di baliknya terdapat Kana yang langsung bersandar dan memegangi dadanya. Astaga, jantungnya hampir tak pernah berdegup sekencang ini.
"Ya ampun Kana kamu mikir apasih?" Gumamnya sembari memukul pelan kepalanya. "Kamu mau tidur sama Om Gatra?! Om om kayak dia? Ih kalo kamu diapa-apain gimana?" Monolognya.
Bodoh, Kana bodoh. Yang ia tahu, ketika perempuan dan laki-laki sudah bersatu dalam ikatan pernikahan, artinya mereka bisa tidur bersama. Bukankah seharusnya dirinya dan Gatra berada di ranjang yang sama malam ini?
Tapi, bagaimana kalau Kana dilecehkan pria itu?
"Hih amit-amit, udah nggak usah sekamar deh, ngeri!" Monolognya lagi yang langsung mengunci pintu kamar.
Ya, Kana sudah aman berada di sini.
Dengan gerakan yang sangat lamban, Kana melangkah ke arah ranjang. Matanya terus fokus pada pintu putih itu, khawatir seketika Gatra akan membuka atau bahkan mendobraknya untuk memaksa masuk dan tidur dengannya.
Bayang-bayang Gatra bagai monster yang siap menerkam Kana hanya karena saat ini status mereka sudah berbeda membuat Kana entah mengapa ketakutan sendiri. Matanya membulat hebat saat pintu tersebut akhirnya diketuk dan terbuka lebar begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romansa[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...