liat tips diet di mowteaslim! yuk order sekarang bentar lagi tahun baru xixix
💕shopee ig = mowteaslim
💕whatsapp = 0896032104731
___________Playlist 🎧 Yang Tlah Merelakanmu (Seventeen)
"Tuhan, jagalah jiwa dan raganya, hidup matiku hanya untuknya."____________
[ WARNING HANYA UNTUK DEWASA ]
_____________
Senyum Gatra menahan tawa tampak saat melihat Patra yang wajahnya bukan lagi bercorak loreng seperti awal mereka berangkat. Wajah malang itu sudah penuh oleh lumpur hitam yang keruh.
Gatra mendekat dan menepuk pundak sahabatnya sebelum berbisik, "Kau tanyalah Nilam," Bisiknya. "Kalau macam gini dia liat, apa masih sayang?"
Baru saja Patra melotot ingin protes pada bisikan atasan rasa setan itu, langkahnya harus gesit bersembunyi di balik semak belukar. Kepalanya mendongak mengamati bangunan besar yang bahkan tak terdeteksi satelit.
"Gatra hampir mati di sini?" Gumamnya. "Tempat kecil gini aja tak pecus dia?"
"Heh!" Protes rekannya sendiri. "Malah ghibahin pimpinan sendiri. Awas karma!" Bisiknya.
"Geng... Geng," Patra menggeleng-gelengkan kepala. "Kau lihatlah betis kau itu. Kok bisa mata kau ada dua tapi tak sadar sama jebakan?" Ledek Patra melirik kaki rekannya yang diperban sebab jebakan musuh yang dipasang berhasil melukainya.
Mata Sugeng melirik betisnya sendiri sebelum berdecak. "Aku pikir ini jebakan yang Letnan injek, ternyata aku sendiri juga nginjek, mana aku nggak sadar. Pinter emang pimpinan kita itu instingnya. Untung besinya ngerobek dagingku cuma sedikit, kalau ketusuk bisa diamputasi kaki malangku ini."
Patra hanya menertawai kebodohan itu, jelas-jelas jebakan itu akan terasa bila diinjak oleh siapapun. Alhasil membuat betis Sugeng alias Elang ini sobek dan mengeluarkan banyak darah. Namun, semuanya berhasil ditangani dengan baik sehingga mereka masih bisa melanjutkan operasi penting ini.
Tugas mereka adalah masuk dan mengintai dari jauh sembari membiarkan Gatra, Rendi, beserta tim darat bergerak cepat untuk menguasai benteng pertahanan musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara Ajudan
Romance[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak. "Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...