[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!]
"Ayo pengajuan," Suara berat itu berhasil membuat mata lawan bicaranya sontak terbelalak.
"Tapi..." Kana menggantungkan kalimatnya, "Aku nggak mau semua ini cuma karena Ayah," ucapnya lesu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist -- Sisa Rasa (Mahalini)
Wajib didenger!
_________
Pastikan suasana kondusif sebelum baca. Bacalah setelah vote terlebih dahulu. Trailer sudah di post di Instagram author @fridaywattpad
_________
Suara jangkrik sahut menyaut meramaikan malam pria dengan kaos singlet tipis yang melamun di ranjangnya itu. Mata elangnya menatap kosong jendela kamar yang terbuka dengan pikiran yang sudah melayang entah kemana.
Hampir dua puluh tujuh tahun dirinya hidup, sekarang lah kali pertama Gatra merasa sekhawatir pada seseorang, terlebih pada perempuan. Entah apa ini namanya yang jelas perasaan khawatir berlebihan ini sangat menyiksanya.
Tangan besar Gatra mengacak-acak rambutnya frustasi. Tunjukkan bagaimana cara dirinya menjaga Kana tanpa harus mengesampingkan larangan Tuhannya?
Pria itu menghela napas, "Kana aman, Tra," Gumamnya bermonolog pada dirinya sendiri.
Banyak sekali pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Menambah beban bagi Gatra untuk lebih jauh dari Kana.
Apa gadis itu mampu merawat ibunya seorang diri?
Apa gadis itu kuat harus menjalani masa awal kuliahnya dengan kondisi seperti ini?
Apa gadis itu sanggup mengurus rumah dengan tenaganya sendiri?
Apa dia baik-baik saja?
Banyak sekali ketidakyakinan Gatra akan keselamatan Kana. Bukan hanya dari bahaya, tapi dari beban yang Kana terima dapat melelahkan mental maupun fisiknya. Terlebih ia melakukan semuanya seorang diri.
Tapi dirinya berdusta, tak bisa ia lupakan gadis itu begitu saja. Ponselnya yang tak sering dirinya buka, dengan berat hati kini Gatra membukanya kembali.
Kosong. Tak ada pesan satupun dari Kana. Kini Gatra hanya menggulirkan pesan lama ketika masih sibuk mengantar jemput putri komandannya itu.
Tak bisa ia pungkiri, sesuatu terasa hilang dari dalam dirinya.
Tanpa Kana mengirimkan pesan agar Gatra segera menjemput, nyatanya pria itu akan lebih dahulu menjemputnya. Pesan-pesan kekanakan yang Kana kirim nyatanya terlihat manis sekarang.
Ah, Gatra merindukannya.
Pria itu mengetikkan sesuatu di ponselnya dan segera mengirimkan pesan singkat tersebut via WhatsApp.
Gatra J.
Kana
Hanya itu, panggilan singkat. Foto profil WhatsApp Kana pun sudah tidak ada. Entah gadis itu telah menghapus kontaknya atau memang hanya menghapus fotonya saja.
