113 | Hadiah untuk Kana

7.1K 636 33
                                    

Playlist ⏯️ Dear Diary (Feby Putri)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Playlist ⏯️ Dear Diary (Feby Putri)

_______________

💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731

_______________

"Mungkin benar, anak aku nggak akan bisa dapati semua ini tanpa dukungan istrinya," Tutur Mak Samil sesaat setelah melihat mobil baru yang dibeli putranya telah tiba. "Mak bangga, dia bisa bahagiakan kau, Kana. Bapaknya di sana pasti bahagia betul kalau tau anak laki-lakinya berhasil."

Keberhasilan seorang suami bukan hanya dilihat dari banyaknya penghasilan atau tingginya jabatan. Namun, satu hal yang perlu menjadi faktor penilaian adalah kebahagiaan istrinya sendiri.

Kana yang mendengar penuturan ibu mertuanya tiba-tiba menggan

deng lengan Mak Samil dan menyandarkan kepalanya di bahu itu. "Abang punya caranya sendiri buat nyenengin Kana, Mak."

Gatra selalu memiliki caranya sendiri, yang tidak biasa dan berbeda dari pria kebanyakan.

"Anak aku bisa beli mobil..." Mak Samil kini yang terharu memeluk Kana spontan. "Anak petani karet, Na, anak petani karet beruntung itu bisa belikan istrinya mobil... Mak terharu betul, Mak bahagia betul..."

Mak Samil tidak iri pada menantunya. Ia justru bangga, Gatra bisa meratukan wanita yang pilih untuk diperistri. "Mak ingat, dulu nggak punya uang sama sekali untuk beli sepatu sekolah Abang, alhasil Mak cari tetangga yang punya sepatu bekas."

"Ke sekolah itu, Abang pake sepatu bolong-bolong karena sudah rusak, Na. Sakit hati Mak kalau ingat perjuangannya..." Mak Samil tak bisa menghentikan rasa harunya.

Putranya yang dulu hidup susah, kini justru bisa mencukupi bahkan memfasilitasi putri atasannya yang kini menjadi istrinya.

"Pak, walaupun aku nggak nyaksikan sendiri pernikahan anak kita, tapi aku di sini nyaksikan langsung bukti kasihnya Abang untuk mantu kita," Mak Samil menatap ke atas awan, seakan berbicara pada sang suami.

Demi Tuhan, berhari-hari Kana menangis terus menerus. Bahkan hari ini pun dibuat menangis lagi. Bukan karena sedih, melainkan penuh haru dan bangga pada sosok pria yang kini sedang mengabdi.

"Besanku, Ibu Hapsari, aku memang mertua tak punya apa-apa yang bisa ku beri untuk anak Ibu di sini," Tutur Mak Samil sembari menatap awan. "Tapi, sudahlah... Ibu berbahagialah di sana... tak perlu risaukan anak Ibu di sini lagi."

Tak kuasa menahan rasa harunya, air mata Kana mengalir begitu saja. Ia melangkah ke arah Mak Samil yang masih berbicara dengan awan seakan itu mendiang ayahnya Gatra dan mendiang Ibunya Kana.

"Aku, Bu! Aku, Samil, yang menjamin hidupku kalau anakku, Gatra, bisa bahagiakan anak Ibu di sini, aku jamin bahagianya, aku jamin perlindungannya. Betapa besar, Bu, cintanya anak aku buat anak Ibu, aku pun tau sendiri...."

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang