62 | Kado Indah Pernikahan

21.5K 2.2K 161
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

siapa yang mau pesen mutislim ayo tunjuk tangan😭😭 mengakak sekali, yuk yang mau bisa ke ig atau shopee @mowteaslim GRATIS ONGKIR 0! Di wa jg ada 0896032104731 potongan ongkir sampe 50k🥹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

siapa yang mau pesen mutislim ayo tunjuk tangan😭😭 mengakak sekali, yuk yang mau bisa ke ig atau shopee @mowteaslim GRATIS ONGKIR 0! Di wa jg ada 0896032104731 potongan ongkir sampe 50k🥹

_____________
Hujan deres, jemuran copot,
Ayooo ges kita ngevote!

Si Cahya makan permen,
Akhir bulan dijamin bahagia kalo kalian vomment!
_____________

"Hahahaha...." Suara tawa dengan rona wajah bahagia itu nampak pada wanita tua yang hatinya tentram dengan pilihannya ini. "Cocok kali ini, Pak Marsik, Bang Gatra pun suka 'kan, Lam?" Tanyanya pada Nilam, adik Gatra.

Nilam tersenyum kikuk. Astaga, kalau dirinya di posisi Gatra, pasti akan ia tolak mentah-mentah yang namanya perjodohan. Ia ingin memilih pasangan karena keinginannya sendiri, catat itu. Tapi tak tahu lah nasibnya nanti bagaimana.

"Bu Sidik bisa aja," Tutur pria tua, mantan guru Gatra saat masih duduk di bangku sekolah. Tak jarang warga memanggil Mak Samil dengan nama suaminya seperti panggilan Bu Sidik. "Justru Nak Gatra itu yang mantu idaman para mertua, termasuk saya. Anak saya sibuk, Bu, jarang di rumah, sukanya seliweran di rumah sakit."

Mak Samil tertawa mendengarnya, "Wajar, Pak, tanggung jawabnya besar. Cocok lah sama anak saya."

Nilam yang berada di sana rasanya ingin segera melarikan diri. Basa basi yang sangat basi. Keberuntungan bagi Mak Samil ialah Gatra menurut saja, siapapun jodoh yang dipilihkan Maknya.

Mungkin saja Abangnya itu sudah menganggap pilihan Mak Samil adalah yang terbaik. Tak mungkin Mak Samil memilih yang buruk 'kan?

"Yah aamiin, kalau saya setuju sekali karena saya tau Gatra itu perjuangannya seperti apa, Bu," Tutur Marsik pada wanita yang ia anggap calon besannya.

Mak Samil terkekeh, "Ya sudah, Pak Marsik, seperti ini aja dulu. InshaAllah lepas Gatra dinas bisa segera kemari minang calon mantu hihi."

Tentu, Marsik menyambut niat baik tersebut. Terlebih keduanya mengetahui, kalau Gatra dan putri Pak Marsik ini bersatu, maka akan menjadi pasangan yang tampak begitu sempurna.

Dara AjudanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang