121

26 2 0
                                    

Loe tau enggak sih, sesakit apa diduain sahabatnya sendiri?

>>>

Sesampainya di UKS, Bima mendapati Nanda berbaring seperti orang tak berdaya di atas martas ruangan tersebut.

Bima memasang wajah panik dan rasa bersalahnya.

"Loe demam?" tanya Bima

"Maafin gua, gua gak tau loe lagi demam gini" tambahnya lagi

"Gua janji, gua bakal temenin loe mulai sekarang"

Bima berusaha mendapatkan kedua bola mmatta Nanda dan jawabannya. Namun, sendari tadi ia memalingkan wajahnya ke arah samping, berlawanan arah dari posisi Bima yang juga berada disampingnya.

"Ka, apa dia boleh kekelas sekarang? Atau harus istirahat disini?" tanya Bima pada petugas ruang PMR yang sedang berjaga tersebut.

Petugas PMR pun memberikan sebutir obat kepada Bima "Suhu tubuhnya naik mengakibatkan dia demam, otomatis dia merasakan gejala sakit kepala Bim, dan ini obat penurunan demamnya, harus diminum sekarang?"

Bima pun mengambil obat itu dari tangan petugas itu.

"Kalau Nanda kuat dia bisa kembali kekelas, tapi saran saya dia harus istirahat minimal setengah jam disini setelah minum obat ini, saya takut suhu badannya enggak akwn turun" jelas siswa petugas PMR itu.

Bima hanya menganggukan kepalanya dan beralih menatap wajah Nanda lagi.

"Separah itu? Apa habis ini loe mau gua anterin loe  kedokter Nan?" Bima berusaha lagi.

"Sebelum ke dokter gua mau ke rumah sakit dulu" ucap Nanda tanpa memandang wajah Bima.

Bima ingin tertawa dan menjitak kepala Nanda sejujurnya "Hheeh tempatnya dokter itukan rumah sakit, jadi otomatis kita kerumah sakit lah"

"Nyokap gua seorang dokter, tapi dia ada dirumah sekarang, jadi sebelum gua pulang ke nyokap gua, gua mau ke rumah sakit dulu liat Melody" Nanda pun akhirnya menatap tajam wajah Bima.

Meski ngeri ditatap Nanda selekat itu, ia berusaha memperlihatkan wajah santainya "Enggak usah ke rumah sakit kalau gitu, nanti pas pulang sekolah gua anterin loe langsung ke rumah"

Nanda menggeleng tegas "Enggak, rumah sakit dulu baru rumah gua!"

Bima benar-benar kesal dan dia hampir merenggut kerah baju Nanda tapi ia tahan "KENAPA SIH, batu banget di bilangin, liat loe demam kaya gini gara gara lor nginep tiga hari di rumah sakit kan!" ucap Bima sedikit keras.

"Jadi loe nyalahin Melody?" Nanda pun bangun dari tidurnya

"Gua enggak nyalahin Melody, tapi gua tahu perasan loe, gua juga temennya Melody, gua sama ngerasain kehilangan dan sakitnya loe tentang Melody!" tunjuk Bima ke depan dada Nanda.

Nanda pun memicingkan senyumannya "Enggak, loe enggak pernah tau perasaan gua, semenjak loe punya pacar, urus aja pacar loe sana, jangan urusin gua"

Bimapun semakin dibikin geram dia menggenggam kedua bahu Nanda dengan erat "Loe gak mau gua urusin? Tapi loe tadi nelpon gua?"

"Tadi gua pikir loe itu masih jadi orang yang bisa gua andelin dan perduli sama gua setelah Melody, tapi ternyata enggak kan, loe bilang sama pacar loe si Vina tadi kalau loe kesel daan males ngadepin gua kan? Jadi ya udah mulai sekarang loe gak usah ngurusin gua lagi" Nanda pun memaksa kedua tangan Bima untuk melepaskan kedua bahunya.

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang