#72

1.1K 40 14
                                    

"Aku enggak pernah takut sama siapapun kecuali Tuhan"

>>>

Pelukan itu masih berlangsung, selama lima belas detik, jujur Melody reflek memeluknya erat

"Kamu pulang kapan?" bisik Melody,

"Nanti jawabnya"ucap Nanda.

Melodypun melepaskan pelukannya.
"Kenapa muka dia dingin banget sih"batinnya,

"Loe kapan balik Nan? Atau baru tadi? Uhh loe sosweet banget sih langsung jengukin gua" celoteh Arbih memukul pelan lengan Nanda.

Nandapun tersenyum, "Gua balik tadi malem"

"Ohh iya, biar gua yang lanjutin nyuapin loe ya Bih?" Ucap Bima mengambil mangkuk tadi yan di pegang Melody

"Enggak usah, sini biar gua aja" Arbih mencoba merebutnya

"Eittt enggak deh, biar gua aja"Bima pun menghindarkan mangkuk itu.

Mata Nandapun terpaku dengan dua tangkai Bunga Matahari berdiri tegak di dalam vas bunga itu, "Kebiasaan" celotehnya sambil menoleh bunga itu.

"Bukan kebiasaan lagi, udah jadi hak paten gua kali di manapun gua berada, ya pasti loe bakal liat itu" jawab Arbih, sambil makan suap demi suap bubur itu.

'Ckreek' suara pintu terbuka.
Mereka berempatpun tertuju ke atah pintu.

"Aduhh gawat nih, jangan Ka Jerry donk, nanti Nanda bisa bikin keributan atau uring-uringan di sini" batin Melody, jantung Melodypun berdetak lebih kencang.

"Broo, gimana kabar loe?" Itu kalimat pertama dari seorang laki-laki di susul di belakangnya dua orang laki-laki termasuk Jerry paling belakang.

"Gua baik kok Zan" jawab Arbih.

"Penakluk jalanan kok bisa jatoh sih, kenapa? Gantian ya jalanan yang naklukin loe" ucap laki-laki yang berbeda.

"Guakan manusia biasa Ran" jawab Arbih sambil ketawa.

"Ehh gua baru sadar ada dia juga" celoteh Fauzan menatap sinis Nanda

"Iyalah, diakan sahabat gua juga" jawab Arbih

"Ohh iya, sahabat loe aja ya"lagi, Fauzan  seolah-olah menyudutkan Nanda.

Melody tau, sekarang ini Nanda sedang menahan diri dari ke jengkelannya kepada laki-laki yang ada di depan matanya itu, Melody melihat tangan Nanda yang sudah mengepal kuat.

"Nan" ia pun mengenggam tangan Nanda dengan kedua tangannya. Tangan Nanda pun luluh, melepaskan kepalannya.
"Rese banget sih nih cowok, kaya cewek biang gosip di sekolahan gua aja" batin Melody menatap Fauzan sinis, meski saat ini Fauzan sedang tidak nelihat ke arahnya.

"Ehh, Bih, kan sekarang udah banyak temen loe nih yang jenguk, gua pulang duluan yah"ucap Melody menatap wajah pucat Arbih

Arbih pun mengangguk.

"Nan, ayo anterin gua pulang, Bunda pesen nih" menunjukan room chat seseorang kepada Nanda.

"Bunda?" Nanda tampak bingung, karrna yang ia liat room chat dari  'Bimae' .

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang