#130

21 2 0
                                    

"Aku mau minta satu hal, jangan pergi ataupun hilang dari hidup aku ya"

>>>

Kini Nanda sedang duduk di samping bangkar Melody. Ia genggam tangan yang masih tertancap selang infus  dengan sangat hati hati.

"Maafin aku Melood, maaf"

"maaf Karena aku udah ngelamggar janji aku buat jagain kamu dengan baik"

"Maaf udah bikin kamu kecewa"

"Dan maaf udah jadi Nanda yang pengecut dan berengsek, maafin Nanda Melood, maafin" .

Ucap Nanda di barengi dengan satu butir cairan bening mengalir dari sudut matanya.

Tentu, Melody mendengar perasaan getir Nanda saat ini. Tangannya , yang Nanda sedang genggam pun ikut bergetar karena tangisan Nanda makin pecah.

Tanpa pikir panjang, Melody pun menggenggam erat tangan Nanda , dan membuat isakan Nanda sedikit mereda karena pergerakan itu.

"Melood" batin Nanda. Ia segera mengusap kedua bola matanya dan berniat pergi karena takut Melody bangun dan melihat ia sedang berada di ruanganya.

"duhh, gimana ini, si Dean sialan kemana coba? Melood " grutu Nanda panik dan ia pun benar benar melepaskan genggamannya dari tangan melody.

"Nanda.."

'degggg' jantung Nanda tiba tiba saja terpompa lebih cepat dari biasanya karena panggilan itu.
Entah dia harus senang atau takut, sejujurnya ia ingin menghilang saat ini juga.

"Nan..." Panggil Melody dengan lirih , karena Nanda masih enggan menengok ke arahnya

Bukan, bukan Nanda gak mau, tapi dia belum sanggup melihat kedua bola mata Melody saat ini. Ia terlalu takut menyakiti bola mata cantik itu.

"Nan, loe gak kangen sama gue? Gue kangen sama loe Nan" ucap lantang Melody dan mencoba membangunkan badannya dari bangkarnya

Pertahanan Nanda roboh, ia tidak sanggup lagi menahan gejolak rasa rindu yang ia pikul selama ini.

"Meloood" balas Nanda menabrak tubuh Melody tiba-tiba dengan memeluknya ,

Melody sedikit terkejut dengan aksi Nanda tiba-tiba tapi ia senang.

Iskan Nanda terdengar nyaring di kedua telinga Melody, ia pun membalas pelukan itu tidak kalah eratnya.

"Melood, maafin aku , maafin Nanda, maaf, Melood maaf"

Hati Melody ikut melemah mendengar kata itu berulang kali sejak tadi, ia baru sadar sifat nya sangat keterlaluan ia tujukan untuk Nanda sebelum kecelakaan ini. Sejujurnya ia juga merasa tersiksa bersifat acuh dan menjauhi Nanda seperti kemarin. Tapi rasa kecewanya memancing ego di dalam dirinya naik, hingga ia tidak bisa menerima penjelasan apapun.

"Nan, lihat gue" pinta melody

Dan Nanda pun perlahan lahan melepaskan pelukannya.

Benar saja hidung dan kedua bola mata Nanda memerah, dan apa ini kedua pipinya juga kenapa ikut ikutan tirus sedikit, meskipun ketampanan Nanda sama sekali tidak berkurang sedikit pun.

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang