#67

1.4K 45 13
                                    

"Laki-laki yang baik hati nya itu bisa di lihat dari sikap ia meminta maaf kepada siapapun terutama wanita, meskipun ia tidak salah"

>>>

"Buun, tadikan Ody berdiri di sini, nah lalu dia tiba-tiba nabrak Ody dari belakang" Ucap Melody mengadu kepada Andien seperti anak kecil lagaknya.

"Tapi gua kan enggak sengaja, karena loe berdiri di tengah jalan"ucap Arbih membela diri.

"Iyaa tapikan loe jalannya nunduk sambil main ponsel makannya enggak keliatan" Melody keukeuh, bahwa Arbih lah yang salah.

"Alan ayo minta maaf" ucap nenek itu menatap Arbih

"Tapi ommah, Alan kan enggak salah"

"Laki-laki yang baik hatinya itu, bisa di lihat dari sikap ia meminta maaf kepada siapapun terutama wanita, meskipun ia tidak salah" Nenek itu terus memandangi Arbih dengan tegas.

Arbih diam menatap Melody dari samping.

"Maafin gua?" Ucapnya mengulurkan tangan.

Melody diam menatap tangan Arbih di depan matanya.

"Ayoo Melood, kamu juga minta maaf donk" ucap Andien meniding tangan Arbih.

Mereka berduapun bersalaman di depan Nenek dan Andien.

"Sepertinya Nenek pernah bertemu dengan kamu Nak, sebelumnya?" Ucap Nenek itu meraih tangan Melody

Melody pun tersenyum sambil mengingat-ingat.

"Dia pernah datang ke Rumah, waktu acara ulang tahun Alan, kemarin ommah?"ucap Arbih mengingatkan

"Ohh iya, Me-Lo-Dy"

Melodypun mengangguk,

"Kalau gitu, ayo masuk Nak?" Nenek itu hendak mengajak Melody masuk ke dalam toko itu.

Raut wajah Melody seketika berubah, seperti hendak masuk ke dalam rumah hantu, atau mungkin lebih dari itu.

Nenek itupun tertawa sejenak, " Ohh iya iya nenek paham, kamu unik sekali Nak, biar kamu tunggu di sini saja ya"Nenek itupun menatap Alan, "Alan tolong anterin omah ke dalem"

Alan pun menurut dan mendorong kursi roda itu menuju ke dalam toko.

Beberapa menit kemudian,
Melody  duduk seorang diri menatap jalanan yang ramai oleh kendaraan lewat, sesekali ia melihat langit gelap yang di hiasi oleh gemerlap bintang-bintang, meunggu Bundanya untuk membayar bunga itu ke dalan toko, dan juga menunggu nenek itu menghampirinya lagi.
"Bintang malam ini kok cerah banget ya, jadi kangen sama pemilik teropong bintang itu"ia terus menatap langit sambil tersenyum.

Lalu tiba-tiba, langit berhias buntang ituberubah menjadi langit berhias bunga kuning di depan matanya,

"Nih buat loe?" Ucap Arbih di balik bunga kuning itu.

Melody diam menatap bunga itu.

"Loe enggak boleh nolak, ini dari ommah gua, bukan dari gua, gua tau loe benci banget sama bunga, tapi kata omah loe pasti suka sama bunga yang satu ini" Arbih pun duduk di samping Melody

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang