#117

37 5 4
                                    

Aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku lakukan, kalau nanti kita semakin berjauhan, ahh apa aku bisa?

>>>

Isak tangis seorang ibu benar-benar sangat terdengar pilu, itulah yang Nanda lihat saat ini.

Lutut Nanda benar-benar bergetar dan kaku, sampai ia harus bersandar di tembok untuk menopang tubuhnya.

"Keadaan Melody semakin memburuk!?"

"Enggak mungkin!"

"Aku enggak mau kehilangan dia!"

"Bila perlu kita bawa Melody ke rumah sakit manapun, bahkan ke luar negri sekalipun"

"Aku mohon Ya Tuhan, sembuhkan anakku"

Kata-kata itu terus terngiang di pikiran Nanda, dadanya sangat sesak terasa.

Air matanya pun seketika tidak bisa ia tahan, dan mengalir di kedua pipinya.

Ia memeluk erat boneka yang lima belas menit yang lalu ia beli dengan susah payah, lalu menenggelamkan wajahnya ke boneka itu dan terus menangis.

"Bunda, anak kita itu kuat, Ayah yakin" ucap Ayahnya Melody, sambil memeluk dan menenangkan istrinya.

Sedangkan sang ibu tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya menangis dan memeluk sang suami.

"Ayah sudah menelepon kenalan Ayah di singapur, dia tahu rumah sakit dan dokter yang ahli jantung terbaik, jadi kita bisa konsultasi sama dokter sini, untuk dapat surat rujukan dan membawa Melody ke singapur" jelas sang suami, ayahnya Melody. Sambil mencium pucuk kepala istrinya.

Mendengar hal itu, isakan sang istri sedikit mereda dan memandangi wajah sang suami, lalu kedua tangan sang suamipun mengusap kedua pipi sang istri, guna untuk menghapus air matanya yang terus mengalir "Sekarang kita harus tetap kuat, berusaha, berdo'a, dan terus percaya akan ketentuan Tuhan".

Sedangkan Nanda mendengar ucapan Ayah Melody barusan merasa senang dan sedih "Singapur?" batinnya.

Dan Bima melihat ekspresi Nanda pun mencoba menenaangkannya "Ga apa-apa, yang penting Melody sembuh" menepuk-nepuk pundak Nanda.

'Krekkk'

Beberapa dokter dan susterpun keluar dari ruangan Melody, semua reflek berdiri dari duduknya.

"Gimana dok?" tanya langsung Ibunya Melody.

"Ibu dan Bapak boleh ikut saya sebentar ke ruangan?" tanyanya

Tanpa berfikir panjang mereka beduapun mengnggukan kepala, dan mengikuti dokter menuju ruangannya.

"Nan, titip Melody sebentar ya" ucap Ayahnya Melody sebelum berjalan pergi.

Nanda langsung mengangguk.

Beberapa detik Nanda melihat tubuh lemah Melody di dalam melalui kaca pintu,

"Sana masuk, tapi jangan nangis sesegukan di dalem, nanti Melody risih" ucap Bima.

"Kalo itu bisa ngebuat Melody bangun karena ngerasa keganggu, terus dia ngomel, gua bakalan nangis kenceng" Jawab Nanda sambil menekan kebawa gagang pintu.

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang