#100

966 32 5
                                    

" Cinta Ayah, akan selalu ada di dalam jantung kamu"

>>>

Sesampainya di rumah, wajah Melody terlihat pucat dan lesu

"Melood, dada kamu masih sakit? Ya ampun, muka kamu pucat banget? Kita ke rumag sakit aja yuu?" Ajak Nanda menempelkan telapak tangannya ke jidat Melody dan menggenggam tangan Melody, "Tuhh Melood, tangan kamu dingin banget" Nanda semakin panik

"Gua enggak apa-apa, gua mungkin kecapean aja, di bawa tidur dan mungkin besok udah baik lagi" Melody mencoba tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak Nanda agar ia tidak mengkhawatirkan keadaannya

"Melood kita pulang ke rumah aku aja yu, biar Mamah ngobatin kamu, lagian Melood, tante ama om kan baru pulang besok kan?"

"Loe enggak usah khawatir, setengah jam an lagi paling Vina ke sini"

"Ya udah, selagi Vina belum dateng aku bakal nungguin kamu disini"

Melodypun menaiki anak tangga kecil menghampiri pintu rumah sambil di tuntun Nanda,

"Gua bisa sendiri Nan, emang gua anak kecil baru belajar jalan apa?" Protes Melody

"Serah, mau anak kecil, anak besar, tapi di mata aku kamu perlu aku tuntun jalannya"jawab Nanda.

Melody sedikit ketawa "dasar tempurung kelapa"

"Ya enggak apa-apa, yang penting aku ganteng"

Sebelum membuka pintu, Melody mencari kuncinya dahulu di dalam saku "bentar, kunci rumah gua kok enggak ada" dan membuka tas nya

"sinih aku bantuin" Nanda mengambil alih tas Melody

"Duh, apa jangan-jangan ke bawa si vina atau Ara ya?" Tanya kediri sendiri

"Ketemuu" ucap Nanda tersenyum

Melodypun lega "Manaaa?"

"Tadaaa, aku menemukan kunci hatimu" angin kosong, "Biar aku simpen ya" Drama memasukannya ke saku

"Ihhh seriusss" protes Melody mencubit lengan Nanda

Nanda hanya tertawa bahagia,

*Krekkkk* pintu rumah terbuka dari dalam

"Ayahhh" Melody langsung memeluk seseorang di balik pintu itu, dan itu Ayahnya

Air mata Melody tak bisa d bendung lagi, ia menangis di pelukan Ayahnya.

"Lho, anak Ayah kok nangis? Kenapa?" Membelai punggung dan rambutnya

Melody sesegukan, berat sekali untuk menjawabnya,

"Melood, hey kamu udah pulang? Heee, kok nangis, kenapa sayang?"ucap Bunda Melody yang baru datang dari arah dapur sambil membawa nampan kosong

Melody melepaskan pelukannya dan menatap Ayah dan Bunda nya satu persatu "Tadi, Melody liat batu nisan di kuburan, terus nama Ayah, nama kakek, tanggal, bulan, dan tahunnya persis banget kaya nama Ayah"

*Prakkk* nampan kosong yang di genggam Andien pun jatuh dan membuat kaget,

"Bunda, masih capek ya, kan Ayah udah bilang jangan masak biar bunda tadi bisa istirahat dulu" menepuk-nepuk pundak Andien

Andien pun mengusap wajah Melody "Nak, yang punya nama dan tanggal lahirnya sama itu banyak

"Tapi..."

"Lihat Ayah, ini Ayah ada di sini, dan Ayah akan selalu ada di manapun kamu pergi, karena jantung Ayah ada di dalam jantung Melody" membelai kedua pipi Melody

Mereka berdua pun memeluk Melody dengan erat "Melody sayang sama Ayah dan Bunda"

"Bunda juga"

"Ayah juga"

Dan Nanda mengambil moment itu dengan ponselnya.

"Nanad"Melody baru ingat klau masih ada Nanda di rumahnya,

"Oh iya, nak ganteng apa kabar?" Sapa Andien

Nanda menyalami Andien dan Ayah Melody

"Baik tante, dan maaf udah bikin syok Melody seperti ini, karena tadi aku ajak dia ziarah ke makam sahabat saya dan pas mau  pulang, dia enggak sengaja jatuh tepat di depan makam yang di maksdu Melody tadi"

"Enggak Bun, bukan Nanda yang ngajak tapi Melody yang maksa Nanda buat ketemu sama sahabat Nanda yang bernama Adara dan --"

"Adara?" Andien sedikit terkejut

"Kenapa Bun, Bunda kenal?"

"Euh enggak, udah ah ayo lebih baik kamu masuk gih bersih-bersih nanti makan" ucap Andien

"Nak Nanda ayo kamu juga pasti belum makan kan?" Ajak Ayahnya Melody

"Makasih Om, Tante, tapi ini udah sore banget lebih baik Nanda pulang"

"Ya sudah kalau gitu hati-hati ya, salam buat Mamah kamu" ucap Andien

"Siap tante nanti Nanda salamin" menyalami tangan kedua orang tua Melody, "Sampai besok ya, dan enggak usah di fikirin hal tadi lagi ya, aku enggak mau kamu sakit"

"Iyah, tapi perihal sakit mana tau, kan aku manusia biasa bisa sakit juga"

"Sedia payung sebelum hujan donk"

"Udah sana pulang"

"Ya ampun di usir, tega banget sih"

"Kan katanya sedia payung sebelum hujan, nah sebelum hujan loe harus udah nyampe rumah donk, kan loe mana bisa pake payung sambil nyetir motor"

"Hum.... masa?"

"Masa bodo"

"Bodo amat"

"Ih am--"

"Udah Melood, biarin Nandanya pulang donk" ucap Bunda nya Melody menengahi

"Kalian berdua ini lucu banget ya, apa di sekolah kalian gini juga"ucap Ayah Melody tertawa sejenak

"Kadang-kadang Om, cuman Melody suka tiba-tiba sensi kalau aku ngobrol ama cewek lain"

"Ihhhh" menepuk badan Nanda, "Enggak Yah, dia ngarang"

"Udah, udah, kalau kalian berantem terus keburu malem, lanjutin besok aja ya"

"Iya juga, ya udah permisi om dan tante" Nanda tersenyum manis

"Ya Allah, senyuman Nanda manis banget" batin Melody

"Wleee  😛 , byee" saat melihat mata Melody sedang melihat ke arahnya

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang