#85

1.1K 43 4
                                    

"Karena ego ku, kamu jadi sedih"

>>>

"Biiim!" Panggil Melody dsru arah belakang, tetaoi cukup jauh.

Bima yang sedang asik berbincang-bincang dengan geng eskulnyapun reflek menengok, begitupun geng nya.

"Jihh, itu yang namanya bima kan cuma satu, kenapa semuanya nengok" batin Melody,

"Itu Melody yang suka bikin puisi di mading kan bim? kenalin donk" celoteh temennya,

"Udah ada yang punya" jawab Bima,

"Siapa sih? nanti gua tikung deh"

"Enggak usah tau siapa, enggak bakal kuat loe nandinginnya "

"Elahh, masa loe gak tau, diakan cewek yang deket sama Nanda si tukang masukin bola ke ranjang" celoteh temennya yang lain,

Di ikuti oleh gelak tawa mereka, kecuali Bima.

"Ohh cuma deket, bisa lah gua tikung"

"Bacot loe anjir, gua samperin dia dulu" Bima membuang putung rokoknya ke tempat sampah.

"Hah? Bima ngerokok?" Batin Melody, sambil memperhatikan Bima yang sedang berjalan santai menuju ke arahnya.

"Woyy Bim, salamin yaaa!" Teriak laki-laki yang dari tadi curi-curi pandang ke Melody.

Setelah Bima berada di hadapannya, Melody memanyunkan bibirnya "Lama banget sih loe"

"Loe ngapain berani-benari ke sini, udah tau ini tempat tongkrongan anak bangor"omel Bima, menarik lengan Melody menjauh dari tempat itu.

Beberapa langkah menjauhi warung yang ada di belakang sekolah, merekapub berhenti karena Melody menepi tangan Bima yang sedang menggenggam lengannya,
"Nanda mana?" Melody langsung menanyakan hal itu ketika Bima menatap nya

"Pagi-pagi udah nanyain Nanda, ya mana gua tau" Bima mencibikan bibirnya, dan melangkah meninggalkan Melody

"Pagi-pagi udah ngerokok" balas Melody mengejarnya,

Dan kini Melody tepat di depan Bima, tentu membuat langkah nya terhenti, "Gua seriusss, Nanda kemana? Kemarin enggak berangkat, di telponin hape nya enggak nyambung, sumpahh baru kali ini dia kaya gitu, biiim" Melody mengacak-acak rambut sendiri,

"Dia baik-baik aja kok, tenang aja lah" jawab Bima enteng,

"Aneh aja Bim, enggak biasanya dia kaya gini lho, apa jangan-jangan dia sakit ya, pokoknya kalau hari ini dia enggak berangkat lagi gua mau nyamperin dia ke rumahnya"

"Baru juga sehari, udah lebay aja. Lagian kenapa sih loe berani bersikap sekhawatir ini di belakangnya doank?" Menaikan satu alisnya,

"Ya enggak apa-apa lah, yang jelas gua peduli banget sama dia"

"Kalau sayang?"

"Loe udah tau jawabannya"

"Ohh iyaaa" Bima cengengesan.

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang