#103

919 33 25
                                    

"Ini itu hati, bukan aplikasi permainan"

>>>

"Melody?" Panggil Raihan, saat ia baru menyadari perempuan yang jatuh dan ia bentak tadi itu Melody.

Melody cepat-cepat bangun dan membersihkan telapak tangannya, "Sorry sorry, gua gak ada maksud ganggu loe, biar gua pergi" ucap Melody terburu-buru dan melangkah meninggalkan tempat itu,

"Tunggu, sorry, harusnya gua yang minta maaf, karena tadi gua ngomong keras sama loe, gua kira itu bukan loe"ucap Raihan hendak menyusulnya,

Namun Melody menghentikan niatnya untuk pergi, dan berbalik badan melihat Raihan.

"Ini punya loe?" Melody memberikan kertas yang tadi kena kepalanya,

"Buang aja gak penting" Raihan berjalan menjauh

"Ini penting? Gak semua orang bisa seberuntung loe" Melody mengejarnya, dan kini ia berdiri di depan Raihan, "Maaf, bukannya gua lancang, gua gak sengaja ngedenger loe sama Pak Hendra berdebat tadi, karena itu gua ikutin loe sampai kesini"

"Loe gak takut tempat ini?"

Melody tersenyum, "Takut? ini itu kaya musium seni tau, indah, menawan, dan penuh cerita, semua ini loe yang buat?"

Raihan hanya tersenyum,

"Senyuman itu berarti iya, tapi kenapa banyak orang bilang, kalau tempat ini itu angker? Sayang banget tempat sekeren ini gak di lihat"puji Melody ia membelai beberapa lukisan yang tergambar di dinding-dinding tempat itu,

"Cuma orang orang yang berhati bersih yang bisa melihat tempat ini Mel, dua tahun yang lalu, loe pernah denger ada orang yang kesurupan di sini?"

"Dua tahun yang lalu? Hum, kayak nya engga deh, memang pernah ada ya?"

"Berarti memang bener hati loe bersih karena itu loe gak tahu sama sekali berita-berita yang memang booming tapi enggak jelas kebenarannya"

Melody diam, hanya memandangi Raihan yang sedang menatap langit,

"Dua tahun yang lalu, gua pernah hampir bunuh orang di sini"ucap Raihan

Melody kaget dengan pengakuannya, kedua mata Melody membulat "Jangan bercanda deh"

"Tuhkan loe gak tau lagi soal itu? Loe sebenernya anak baru apa udah lama sih sekolah di sini?"

"Ya gua udah lama lah, semenjak gua duduk di kelas 10 , gua udah di sini, tapi gua jujur, dua tahun gua sekolah di sini, gua baru lihat loe seminggu yang lalu, jadi mungkin loe yang anak baru" tuduh Melody

"Hey, gua bahkan jauh lebih lama di sini, lima tahun"

"Lima tahun?" Lagi lagi Melody kaget dengan pengakuan Raihan, "Loe bercanda mulu, mana mungkin lima tahun, kecuali loe gak lulus"

"Emang bener, gua gak lulus dua kali"

"Hah? Masa sih? Gak percaya gua"

"Apa di mata loe gua ini anak yang cerdas?"

"Gua lihat loe ini punya bakat yang luar biasa gini, mana mungkin loe tipikal anak yang gak lulus sekolah, dua kali lagi, dan satu lagi loe itu anak kepala sekolah kan? Pak Hendra"

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang