#131

22 0 0
                                    

Ayo kita selesain cerita kita sampai akhir, tapi endingnya harus bahagia, mulai dari awal dan harus bahagia

✓✓✓✓

Beberapa hari kemudian.

Kini Nanda dan Melody sedang berada di kelas, meskipun jam istirahat sedang berlangsung.
Pasalnya, Melody sedang mengetik sesuatu di layar laptopnya dan dengan Nanda yang begitu intens memperhatikan kegiatan Melody dengan hikmat di hadapannya.

"Melood" panggil Nanda , sambil mencubit hidung Melody dengan gemasnya.

"Auu, ishh apaan sih Nan, kenapa mencet mencet hidung gue" protes nya, sambil mengusap usap hidungnya yang sudah berubah warna ke Pinkan.

Nanda hanya terkekeh melihat raut wajah kesal Melody, di matanya Melody sangat lucu ketika sedang mengomel.

"Ckk, udahan sih ngetiknya, aku laper tau" ucap Nanda, dengan suara yang di manja manjakan.

"Kan gue udah bilang, duluan aja sana makan sama Bima, lu malah gak mau" jawab Melody sambil jarinya terus mengetik, ia benar-benar tidak ingin meninggalkan kegiatannya.

"Ckk, kamu enggak kangen apa sama aku?" Protes Nanda, sambil menegakan bahunya. Dari tadi dia menompang dagunya sambil menatap Melody begitu intens dari jarak 10 centi .

Melody pun menghentikan jarinya yang sedang mengetik, dan mulai memperhatikan Nanda, dia ingin tertawa begitu lantang melihat raut wajah Nanda sekarang , lihat saja bibirnya iya pout sedemikian rupa terlihat seperti anak kecil yang merajuk minta di belikan permen okeh ibunya.

"Kangen apaan? Dari kemarin lu ngintilin gue Mulu, dan tadi pagi kita berangkat bareng, pulang pun bareng, kekantin, dan gue ke toilet aja lu maksa ikut nungguin gue di luar, dan lihat sekarang kita lagi hadep hadepan gini?" Jelas Melody dan mengetikan jarinya kembali,

"Bukan kangen itu yang aku maksud, dan aku gak tau kenapa , aku pengen bales hubungan  kita yang sempet berjarak Mel, aku gak mau hubungan kita renggang kaya kemarin kemarin, udah cukup juga aku liat kamu nutup mata hampir 3 minggu, tau gak selama itu aku hampir gila , seriusan"

Nandapun berdiri dari duduknya,
dan pergerakan Nanda mampu membuat jari Melody berhenti mengetik dan atensinya kembali melihat sosok Nanda yang mulai mengikis jarak dengannya sambil membentangkan kedua tangannya ke sisi meja Melody dan belakang, ia mengunci pergerakan Melody,

Melody benar benar gugup di buatnya, jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya hembusan nafas Nanda pun begitu terasa hangat di kulit wajah Melody,

"Ayo kita selesain cerita kita sampai akhir, kita mulai daru awal lagi dan ending nya harus bahagia" ucap Nanda dengan senyuman ciri khasnya, yang amat sangat membuat jantung Melody bergetar saat melihat senyuman itu apalagi di tambah jarak mereka sedekat itu,

"Jawab melood, kamu maukan?" Tanyanya

Melody hanya mengangguk beberapa kali anggukan, nafasnya memburu, ia benar benar di buat gugup, dan sejujurnya kedua pipinya mulai merah merona, semoga Nanda tidak menyadarinya.

"Kalau ada yang bikin kamu ngerasa gak enak tentang aku, kamu langsung ungkapin ya, aku mohon sama kamu , akupun bakalan terbuka sama kamu mulai sekarang" ucap Nanda lagi sambil mengusap dahi Melody yang berkeringat dan turun ke pipinya,
"Kamu kenapa merah gini pipinya Melood? Kamu sakit yaa?? Tuhkan kata aku juga ayo makan, ini kamu nahan laper nih makannya dahi kamu berkeringat dan pipi kamu merah" omel Nanda dengan raut wajah khawatir nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang