#79

1K 39 0
                                    

"Di hari itukan orang tua kamu yang berjuang, karena itu mereka aku kasih hadiah, terutama ibu kamu"

>>>

Melody berjanjak dari duduknya, bermaksud untuk pergi meninggalkan Nanda.

"Mau kemana?"

Laki-laki ini, selalu menarik ulur perasaannya, pikir Melody. Saat ini, tangannya segera Nanda tahan untuk menghentikan niat Melody.

"Kekelas"singkatnya, mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Nanda. Namun percuma saja, semakin ia berontak, cengkraman itu semakin kuat.

"Kamu enggak aku ijinin ke kelas ya"pinta Nanda, dengan seenaknya.

Melody menatap tajam wajah Nanda yang kalem itu, "Emang loe siapa? ngelarang-ngelarang gua? Udah deh lepasin tangan gua dari tangan loe" bernada ketus.

Tidak biasanya Melody segalak ini dan sontak membuat ia reflek bangun meninggalkan posisi duduknya. perasaan tadi baik-baik saja, menurutnya.
"Galak banget? lagi ada tamu? jangan galak gitu donk?"

Hampir saja bibir Melody luluh saat melihat sringai dari wajah Nanda yang selalu membuat jantungnya tiba-tiba berdetak naik lebih kencang.
"Mau ada tamu kek atau enggak kek bukan urusan loe, jadi gua minta sama loe lepasin tangan gua?"mengarahkan pandangannya ke tangannya

"Kalau aku enggak mau gimana?" Tiba-tiba Nanda menarik dasi yang melingkar di kera bajunya secara paksa, dan tentu saja membuat Melody terkejut dan takut

"Loe mau ngapainn?"

"Yahh kancingnya lepas satu, kebiasaani kalau sergam baru paati kaya gini, nanti habis ini kamu tanggung jawab ya"celoteh Nanda, saat melihat kacing atas bajunys lepas satu.

"Ihh apaan, loe yang berbuat masa gua yang tanggung jawab"

Kurang dari sepuluh detik, Nanda mengikat tangannya dan mengikat tangan Melody menjadi satu dengan dasi itu, "Jangan coba-coba buat ngelepasin ya, sebelum aku nunjukin sesuatu sama kamu"

Mata Melody terbelatak, saat mendapati tangannya terikat dengan tangan Nanda. Apa maksud Nanda? Dia aneh dan gak jelas? Tingkahnya selalu susah di tebak dan selalu ingin benar.

"Nandaa? Loe ini ya, maksa banget deh, guakan udah bilang ksndndjdnddj***"

Bukan hanya tangannya yang di sandra, tapi Nanda menutup mulut Melody dengan jari tangan yan satunya "Husttt, berisik, kamu kalau crewet dan galak seperti itu tuh bikin aku gemes tau, nanti kamu-kamu sendiri yang kena" sambil Menurunkan jarinya, ketika ia sudah tak mendengar gubrisan Melody.
"Ayo kita duduk lagi, aku mau nunjukin sebuah video sama kamu"mengambil ponsel dari dalam saku celananya

Melody pun menurut dengan wajah cembetutnya, tak ada pilihan lain menurut nya, karena pecuma saja, sekeras apapun ia ingin pergi, Nanda si Tempurung kelapa ini selalu bisa menggagalkannya.

"Ya udah cepet deh, mana? Jangan video yang aneh-aneh ya, ini sekolahan"

"Ohh jadi kalau dirumah boleh lihat yang aneh-aneh? mentang-mentang udah tujuh belas tahun".

Melody pun dengan hikmat menatap layar ponsel Nanda, yang sedang menunjukan sebuah video berduasi beberapa menit.

Detik pertama, terlihat sebuah pagar berwarna biru muda, dan tangan laki-laki itupun mulai membukanya,

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang