112

97 13 6
                                    

Kamu yang menyembuhkan luka masa laluku, tapi karenamu luka itu hampir terbuka lagi.

>>>

"Dia siapanya kamu sih? , aku gak setuju ya! " Nanda sedikit menaikkan nada suaranya sambil menunjuk seorang perempuan yang berbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur.

"Nan, dia teman kecilku" Jawab perempuan lain berdiri di samping Nanda,

"Meski dia teman kecilmu, gak seharusnya juga kamu donorin jantung kamu buat dia" tunjuk jari Nanda ke perempuan yang sedang tak sadarkan diri itu,

"Nan.."

"Adara, kamu itu pacarku, jadi kamu pasti tau bagaiamana hancurnya perasaanku saat hal itu terjadi? dan kamu juga pasti tau perasaan apa yang akan ibu dan ayah kamu alami jika hal itu terjadi" Nanda menatap wajah Adara penuh kecemasan, kedua matanya memerah, dan kerkaca-kaca.

"Nanda, aku yakin kamu akan baik-baik saja" perempuan itu bernama Adara, mengusap kedua matanya.

***

"Adara... Kamu harus bertahan" ucap Nanda, sambil mendorong Brankar dan menggenggam tangan Adara yang penuh darah.

Sesampainya di depan pintu UGD, pintu pun terbuka, beberapa suster mendorong Brankar yang di atasnya ada Adara untuk masuk ke ruang tersebut, Nanda hendak ikut masuk tapi di tahan oleh satu suster, "Mas tolong tunggu di luar" ucap suster itu sambil menutup pintu.

Nanda berdecak kesal sambil mengepal-ngepal tangannya yang juga penuh darah Adara. Ia hampir memukul tembok yang ada di depan matanya, tapi tak jadi, dua orang temannya yang datang tepat waktu langsung meraih tangan dan badan Nanda.

"Sialan..." teriaknya,

"Nan... Loe yang tenang" ucap salah satu temannya,

"Bagaimana gua bisa tenang, saat lihat pacar gua kecelakaan, dan masuk ke ruangan ini, hah!?" Jawab Nanda menatap tajam temannya,

"Gua tau perasaan loe saat ini Nan, tapi sikap tenang loe juga itu penting untuk Adara"

Nanda pun mulai sedikit tenang ketika mendengar Nama Adara, namun tubuhnya lemas, dan lututnya terasa kaku, ia hampir ambruk di lantai.

"Nan bagaimana keadaan Adara?" ucap seseorang yang lain, yang tiba-tiba datang dengan muka paniknya.

Entah energi dari mana, tiba-tiba Nanda kokoh berdiri dan menghampiri laki-laki itu "Dasar Jerry Bajingan...!" Nanda memukulnya,

Laki-laki itupun tersungkur di lantai, dan Nanda meraih kera baju nya "Gua kan udah bilang, jangan ikut campur masalah ini, dan liat hasilnya dia kecelakaan pas loe tinggal sendirian"

"Gua gak ninggalin dia Nan, dan gua juga gak tau ternyata dia minta tolong gua buat nganterin dia ke rumah sakit, kalau gua tau, gua bakal lebih dulu kasih tau loe" jawab Jerry sambil menahan kedua tangan Nanda,

"Gua gak butuh penjelasan loe, gua tau dari dulu loe itu suka sama Adara, dan begitu gua jadian sama Adara, loe jadi berubah" Nanda tak mau kalah, ia makin erat mencengkram kera baju Jerry.

"Berubah bagaimana?"

"Ini contohnya, loe licik dan bajingan!" Nanda hendak memukul Jerry lagi,

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang