5 cm

2K 72 9
                                    

"Enggak bosen apa tinggi kmu sedada aku mulu. Sengaja ya, biar pas meluk langsung bisa denger detak jantung aku"

>>>

Pukul 09.00
Seluruh kelas XI-IPA2 kembali kekelas dengan wajah yang penuh keringat di iringi dengan hembusan nafas yang kasar.

Terkecuali, dengan melody yang sejak tadi pagi masih rapih memakai baju putih abu nya.

Ia paling tidak suka dengan pelajaran olah raga, selain renang. Untungnya, guru olah raga mereka berbaik hati.

Melody hanya memperhatikan teman-temannya dari sebrang lapangan basket, dudul di anak tangga terakhir kedua di temani dengan novel kesukaan nya.

Seorang pria yang sangat melody kenal pun menghampirinya . Namun, melody pura-pura tak lihat bahwa pria itu mulai mendekat ke arahnya. Melody tau pria itu hanya dengan suara jalan yang ia hentakan di lantai.

"Melooodd" sapanya

"Hummm" gumamnya

"Mana minuman aku?"

"Nihhh"

Melody pun memberikan sebotol air mineral yang di dalamnya ada potongan jeruk nipis ke tangan pria itu tanpa menatap wajahyna.

"Sibuk baca novel mulu nihh"

Pria itu tidak hanya mengambil alih botol namun juga novel yang sedang melody baca.

Melody menggeram dan melotot.

"Apahhh?" tantang pria itu memajukan bibir bawahnya sambil mulai meminum sebotol air nya .

Satu tegukan saja air yang di dalam botolpun di habiskan hanya menyisakan potongan jeruk nipis di dalamnya.

"Loe ikan ya nan?"

"Kalau aku ikan, aku pantesnya jadi pangeran ikan. Pangeran ikan yang paling tampan di lautan"

Nanda tersenyum sambil mengedipkan sati matanya ke melody.

"Kamu kebiasaan deh, kalau jam olah raga nggak pernah hadir. Kenapa sih, takut sama bola?"

Melody menggeleng tegas, "Ngapain gua takut sama bola. Bolanya kali yang takut sama gua"

Nanda cekikikan mendengar ucapan melody barusan. Masa iya, bola takut dengannya. Megang bola melody aja nggak pernah nanda lihat.

"Berdiri donk, duduk aja" ucap nanda mengulurkan tangannya

Melody menatap wajah nanda yang sedang melengkungkan senyumannya.

"Berdiri meloood" pinta nanda menaikan satu alisnya

Melody pun berdiri tanpa bantuan tangan nanda tapi memegang ibu tangga di sampingnya.

"Nyebelin, lebih milih ibu tangga di banding tangan nanda" menurunkan tangannya

"Bukan muhrim" melody tersenyum tipis sambil mengibas-ngibas rok nya.

Mata nanda pun menyeledik,ulai dari kaki dan ujung kepala melody.

Melody heran dan menjauhkan badannya sedikit, "Kenapa mata loe kaya gitu?"

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang