Foto zaman old

1.8K 69 0
                                    

"masa yang sudah terjadi itu kadang ngangenin, tapi sayang. Kita kagak bisa balik ke masa itu, sebentar saja"

>>>

Sore itu terasa panas sekali menerjang wajah para anak-anak remaja yang sedang berkumpul di dalam salah satu rumah.

"Mataharinya nakal, padahal udah di dalam rumah tapi panasnya masih kerasa" omel salah satu remaja itu mengipas-ipas wajahnya dengan buku

"Ngomel mulu loe bim,  nih gua bawain juice ke sukaan kalian masing-masing" ucap melody, membawa beberapa minuman di atas nampan yang ia bawa

"Awas hati-hati, biar gua bantu" nanda pun membantu, membagikan segelas minuman itu di setiap temannya.

Sore sepulang sekolah, mereka mengadakan kerja kelompok di rumah melody.

Tapi kayaknya setiap kerja kelompok, kerjanya 30% dan yantai perkelompok nya 70% .

"Udah nemu belum judulnya?" tanya melody menatap nanda yang sedang menyeruput minumannya

"Judul apa?" tanya balik

"Ihhh, malah nanya balik lagi. Pura-pura lupa atau gimana, dari tadi gua suruh nyari ternyata kagak" melody melotot sambil duduk dengan muka cemberut

"Adu,adu, neng melody ngambek"

"Serius nan, gua udah bikin referensinya. Kalau udah nemuin judulnya kan, kita tinggal praktek deh nanti malamnya" jawab melody sambil membuka buku-bukunya

"Praktek nanti malam?  Praktek apaan loe dy, sama nanda" tambah bima tersenyum kecut

"Ihhh kalian berdua emang nggak pernah serius ya kalau kerja kelompok" bentak melody

"Ehhh serius donk,  udah deadline nih waktunya" ucap vina menengahi

"Siappp bu boss"jawab bima meletakan gelas yang sudah kosong.

"Aku udah bikin judulnya kok, udah nulis langkah-langkahnya juga buat prakteknya, kita tinggal nunggu malam aja biar bisa di tropong bintangnya" ucap nanda menujukkan layar laptopnya ke melody

Ia pun langsung tersenyum menatap layar itu, meskipun senyumannya masih tertahan.

"Nanda emang jago soal fisika, gua nggak salah gabung di grup ini" celoteh bima senyum ke girangan

"Biasanya kan loe cuma numpang nama doank bim" ledek vina yang duduk di sampingnya.

"Enak aja loe" bima melotot.

"Ya udah, inikan udah jam setengah enam juga. Vin loe mandi gih di kamar mandi atas.  Dan di toilet situ, mau nanda atau bima dulu?" tanya melody menatap satu persatu wajah nanda dan bima

Bima pun langsung berdiri " Guaa duluuu" dan mengambil tasnya lalu melangkah pergi ke arah toilet

"Gua mandi dulu ya dy" vina pun ikut berdiri dan membawa tasnya

Melody mengangguk sambil memainkan laptop nanda,

"Mau gua temenin nggak" ucap nanda sambil menikan satu alisnya

"Ihh nggak usah ya" ketus vina lalu pergi

Meldoy pun menyiukut pelan nanda,

"Becanda kali, gitu aja cemburu"

"Mau gua sikut lebih keras lagi?" melody menatap nanda dengan nanda mengancam

"Enggak,  makasih" singkat nanda sambil makan cemilan yang ada di depannya.

***
Waktu sudah menunjukan 18.30 .
Semua udah kumpul di balkon depan kamar melody.

Dua Teropong bintang pun sudah berjajar rapih di situ,
Dan itu semua punya nanda, sang ahli fisika yang suka dengan luar angkasa. Katanya.

Satu jam berlalu. Kegiatan mereka sudah terlaksana sesuai harapan dengan lancar.

"Akhirnya, gua nggak perlu ke bandung biar bisa lihat tuh bintang" ucap bima

Mereka bertigapun hanya tertawa mendengarnya.

"Meel, minjem flashdisk donk" pinta nanda

"Ambil sendiri ya" meldoy tersenyum,  "Ada di laci kok"

Karena ia sedang asik tiduran di pangkuan vina sambil membaca novel .

Nanda pun menurut untuk mengambilnya sendiri.

Saat ia membuka laci ternyata flasdisk nya nggak ada, namun matanya tertarik oleh sebuah album usang berwarna coklat.

"Ini album apaan?" nanda pun mengambilnya

"Melooodd, falshdisknya nggak ada di laci" teriak nanda.

Melody pun langsung bangun dari posisi tidurannya dan segera membuka tempat pensilnya,

"Wahh nan, ternyata ada di sini" teriak melody, cekikikan.

Nanda pun datang membawa album itu,

"Ahh kamu mah, ngerjain aku ya?" nanda pun duduk kembali di samping bima,  yang sedang bermain ML.

"Lupa nan, nggak bermaksud"melody pun menyodorkan flashdisknya

Tangan nanda pun mengambilnya,  "Ohh iya, tadi pas buka laci aku nemuin ini" menunjukan album usang itu ke melody

"Itu isinya poto-poto aku waktu TK dan SD" jelas melody

"ohhh wah pasti muka kamu polos-polos deh, boleh aku buka?" pinta nanda

"Ja......"

"Enggak di ijinin juga aku bakal maksa" ucap nanda mulai membuka halaman pertama album itu

Nafas melody terdengar gusar, "Terserah dehhh"

Belum lima detik, nanda sudah ketawa . "Tuhhhkan, muka kamu polos banget tuh. Ini poto buat buku raport ya?"

"Iyahh" singkatnya

Bima yang sendari tadi asik sendiri pun ikut nimbung melihat,

"Mana muka melody?" tanya bima

"Nihhh, waktu dia SD" tunjuk nanda

Melody pun menepisnya "Itu bukan gua" bantah melody,  namun bima sudah ketawa duluan melihatnya

"Terus siapa donk, gemuk banget" tanya penasaran nanda yang menyudahi tawanya

"Itu Kayla, temen gua waktu SD"jawab melody

Ia diam menatap poto itu, seakan-akan ia inget sesuatu.

"Ody kenapa?" tanya vina yang menyadari perubahan raut wajah melody

"Gua inget waktu jaman SD gua dukur, terutama sama Kayla" melody menarik nafasnya mengingat sejenak masa tersebut

Nanda pun menutup buku album itu, melihat melody tiba-tiba bernostalgia sedih. Dan melotot ke bima, yang masih ingin melihatnya.

"Terus Kayla, Kayla itu di mana sekarang?" tanya vina

Melody pun mengambil alih album itu dan membukanya lagi,

"Ketika gua kelas lima SD,  dia pindah ke luar jawa sama kedua orang tuanya.  Setelah itu gua nggak pernah tau kabar dia saat itu" meldoy menyeka pojok matanya

"Kenapa pindah?" bima

"Bapaknya itukan pembisinis tambang gitu katanya mereka memang sering pindah" melody membelai salah satu wajah temannya dengan jari telunjuknya

"Kalau ada kesempatan, gua pengen banget lihat wajahnya. Kaya apa sekarang"

"Lebih gemuk?" jawab spontan bima

Vina langsung menyenggol lengan bima.

"Bercanda" ketusnya.

"Maafin aku ya melood?" nanda

"Enggak apa-apa, sok kalau kami mau lihat kelanjutannya" meldoy menyodorkan album itu ke nanda

Nanda menggeleng, dan menutup album itu.

"Mungkin dia juga rindu sama kamu melood" ucap nanda tersenyum

Melody mengangguk,  "Aku harap" .




Terimah kasih untuk kesetiannya.
Tiinggalin vote dan coment-nya ya 😁
.





Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang