#91

1K 42 7
                                    

" Hal yang paling papah takutin itu cuma satu, membuat Mamah mu menangis karena ulah Papah"
-Papah Dirga.

>>>

Di tengah perjalanan, Nanda hanya memandangi jendela mobil sebelah kirinya. Sedangkan Dirga, Papah nya Nanda sedang fokus menyetir.

"Nan? lagi mikirin apa?"

Pertanyaan itu memecahkan lamunan Nanda, ia memperbaiki posisi duduknya dan beralih menatap arah depan, "Papah pernah takut di tolak, lalu di suruh pergi enggak?"

Dirga menatap anaknya sekilas sambil tersenyum, "Dulu, Papah sama sekali enggak pernah takut di tolak, saat Papah di tolak berkali-kali dan di jutekin Mamah kamu juga Papah enggak pernah takut dan nyerah, dan jika dulu Mamah kamu minta Papah pergi, ngejauh, karena papah ganggu dia, saat itu juga Papah bakalan pergi. Tapi berhubung dulu Mamah kamu meski enggak suka sama Papah, dia enggak pernah ngusir Papah suruh pergi jauh-jauh dari hidupnya, ya papah terus berjuang"

Nanda mengangguk-mengangguk kan kepalanya.

"Sekarang yang Papah takutin itu cuma satu"

"Apa Pah?"

"Membuat Mamahmu menangis"

Nanda tersenyum bangga.

Baru beberapa detik mereka berhenti berbincang-bincang, Nanda di kejutkan dengan perempuan yangsedang menuntun motornya sendirian di jalanan,

"Pah, berhenti Pah" ucap Nanda sepontan.

Dirgapun kangsung menginkak rem mendadak, "Nandaa, ada apa?"

"Kayaknya Nanda turun di sini aja deh Pah" sambil melirik kaca spion,

"Kenapa? Sekolah kamukan masih beberapa meter lagi, apa kamu mau bolos? jangan coba-coba ya Nan?"

"Enggak Pah, ada keperluan sebetar, janji deh, kalau Nanda udah nyampe kelas, Nanda Pap ke Papah"

" Ya sudah kalau gitu, awas ya, papah tunggu Pap kamu"

Nandapun segera turun dari mobilnya, lalu menyebrang jalan menghampiri perempuan itu.

"Ini motor kenapa habis bensin di tempat yang enggak tepat"omel perempuan itu sambil mendorong motornya dengan tak bersemangat,

Nanda hanya membuntutinnya dari belakang,

"Capek tau, udah nih pelajaran pertama Pa Hendra lagi, aduhh, hari ini hari apa sih apes banget" omelnya lagi

"Hari kamis" jawab Nanda.

"Ohh hari kamis" perempuan itu mengangguk-anggukan kepalanya, dan berhenti "Heh, tadi siapa ya, yang jawab gua?" Menengok ke belakang.

Nanda pun mendekatinya lebih dekat "Biar aku yang tuntun nih motor?" Ucapnya datar

"Nanda?" Perempuan itu masih tak menyangka,

"Iya Aku Nanda, udah lupa?"

Perempuan itupun menepuk pundak Nanda, "Ihhh enggak gituu"

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang