#124

37 4 1
                                    

Kamu adalah cahaya hidupku.
Dan cahaya hidupku kembali terang saat kamu membuka mata.

>>>

"Nandaa?" ucap Bima, saat melihat Nanda berlari ke arah koridor rumah sakit dengan cepat.

"Aishh, siapa yang bocorin" Bima langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan kopi hangatnya di atas meja kantin rumah sakit.

Sementara Nanda, sehabis turun dari motornya ia terus melaju kecepatan larinya dengan konstan, sambil menyekka air matanya yaang sendari tadi mengalir di kedua pipinya.

"Akhirnya, hari yang aku tunggu tunggu dateng juga, tunggu aku Melood, aku kangen banget sama kamu"

Senyumnya tipis.

Setelah sampai di ruangan tujuannya, Nanda terkejut tak mendapati Melody di kamar itu, tapi cuman ada satu suster yang sedang merapihkkan ruangan itu.

"Maaf mas, ada yaang bisa saya bantu?" tanya suster itu karena Melihat raut wajah Nanda yang lelah dan bingung.

"Bentar sus, hum, pasien yang dirawat disini kemana sus?" tanyanya sambil suara nafasnya sedikit berkejar-kejaran.

"Oh neng Melody, ah dia baru aja di pindahkan ke ruang rawat, karena kondisinya sudah mulai stabil" jawab suster itu,

Nanda sangat lega mendengarnya "Ruang rawat mana sus?"

"Melody di rawat di ruang nomor 7"

"Oekh sus terima kasih"

Nanda pun cepat-cepat berlari menuju ke ruangan itu.

***

"Kamu kenapa ikut-ikutan aku main ke rumah ini?" tanya seorang laki-laki yaang sedang memeluk tubuh kecil Melody.

"mana ada gua ikutan, kalau bisa milih gua gak mau ada di sini, Dean. Dan ko loe bisa kesini? Jangan bilang loe kabur dari Singapura, Dean loe itu punya kesibukan sendiri jadi gak perlu lah loe balik ke Indonesia dengan segapang itu" omel Melody.

Laki-laki yang bernama Dean itupun tertawa "kalau udah ngomel gini, ajuu yakin kamu bakalan sembuh seratus persen, lagian bagaimana ku gak mau balik ke indonesia, denger kamu di rawat di rumah sakit" Melepaskan pelukannya untuk menatap wajah Melody

"Oh jadi ceritanya khawatir, kenapa ide ini gak kepikiran sma gua ya, kenapa dulu gua gak pura pura masuk rumah sakit aja lima tahun yang lalu ketika loe pergi gitu aja ninggalin gua" mencubit pinggang Dean

"Astaga, gak baik tau pura-pura sakit, gak usah pura-pura sakit, kamu mau ngeliat semua orang orang yang kamu sayangi sedih dan menangis?" Dean memelototi Melody

Melody menahan senyumannya dan menggeleng

"Makannya jangan macem macem dan punya pikiran pura-pura sakit" Dean memeluk gemas meldoy dan reflek mencium pucuk kepala Meldoy.

Meldoy merasakan hal itu dan di buat terkejut dan membeku,

"Maaf maaf, saking kangen dan gemesnya aku nyium kepala kamu"

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang