Nyindir

1.5K 67 0
                                    

"Berapa energi potensial dari sebuah cinta yang di gantung 10 meter di atas permukaan laut"

>>>

"Fisika itu seperti cinta, yang merupakan hasrat manusia yang
terpendam selama berabad-abad untuk menyelami simfoni hukum-hukum alam semesta yang merdu tak terkira" Ucap Nanda dengan suara lantang sambil menatap wajah melody yang sedang memperhatikannya

"Benar, fisika itu seperti cinta anak-anak. Kita tidak pernah tau kapan cinta itu datang, dan kita tidak pernah bisa menahan untuk siapa cinta kita di jatuhkan. Seperti hukum Alam yang melakukannya kepada kita" Ucap pak hendra.

Satu jam pun telah beralalu, pak hendra sudah merapihkan buku-bukunya dan menaruh kacamatanya di atas kepala yang menemani ia mengajar selama satu jam,

"Baik anak-anak, sebelum bapak keluar ada pertanyaan?"

Bima pun langsung mengacung kan tangannya "Saya pak?" dengan antusias

Melody yang duduk di sampingnya pun meliriknya, "Tumben banget loe nanya-naya soal fisika?"

"Demi loe" celotehnya,

"Demi gua?"

"Silahkan Bima, apa yang mau kamu tanyakan?"

"Berapa energi potensial dari sebuah cinta yang di gantung 10 meter di atas permukaan laut?" ucap bima tersenyum tanpa dosa menatap Pak Hendra

Pak hendra pun hanya menggeleng-gelengkan kepala,  "Jadi bukan cuma cinta yang bisa berhubungan dengan fisika, tapi menurut bima menyidir seseorang dengan menggunakan fisika juga keren"

Tepukan tangan pecah dari seisi kelas 11 Mipa 1,

"Nah jadi, dengan ini semua semoga kalian jatuh cinta dengan fisika ya. Fisika itu tidak serumit jatuh cinta antara seorang gadis dan seorang laki-laki kok"

Seluruh siswa pun tertawa dengan ucapan pak hendra barusan, terutama bima. Melody pun menyikut lengannya

"Berhubung bapak sudah di tunggu oleh bapak kepala sekolah, siapa di sini yang bersedia menjawab pertanyaan bima?" tanya pak hendra

Parjo pun mengangkat tangannya,

"Silahkan parjoo?"

"Bukan saya pak, tapi menurut saya dan semua teman-teman di sini bahwa Nanda lah yang mampu menjawab soal pertanyaan dari Bima"

"Nanda kan berturut menjuarai olimpiade fisika" tambah Aldo yang duduk di samping parjo

"Kenapa bawa-bawa gua?" Nanda protes, "Itu bukan soal fisika, itu kalimat sindiran si bima doank"

"Ya kan loe yang pernah ngegantungin harapan seorang cewek dari ketinggian hampir sepuluh meter" bima pun tak mau kalah

"Harapan seorang cewek? Siapa?" tanya Nanda

"M--"
Melodypun langsung menginjak keras kaki bima "Ahhh" menjadi sebuah rintihan

"Nanda itu kan tampan, bapa akui sama seperti bapak waktu muda. Jadi mungkin, banyak cewek-cewek yang menaruh harapan ke Nanda" ucap pak hendra

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang