#61

1.3K 54 15
                                    

"Jangan sedih, aku pasti kembali"
-Nanda Al-Rasyid

>>>

"Aku kira kamu bener-bener enggak bakal dateng?" Tanyanya.

Ada waktu sekitar sepuluh menit, untuk, Nanda dan Melody bercengkrama berdua sambil memandangi beberapa kerta,yang lewat di hadapannya.

"Pas Melody datang mah liat noh muka si Nanda, kaya habis masukin bola sepuluh kali berturut-turut" ceplos Parjo bersama teman-temannya yang memandangi Nanda dan Melody dari jarak dua meter

"Kopi susu gua yang belom gua minum sampe di tumpahin sama si Dia" tambah Vino

"Gua mau nanya, sebenernya hubungan mereka itu apaan sih?" tanya Ikhsan

"Biimm, loe yang lebih deket sama mereka?" Senggol Vino ke Bima yang sedang asil bermain game nya.

"Sahabatan setau gua mah, ya kali kalau mereka suami istri pasti mereka ngundang kita kan?"jawab Bima

"Ya elaah, maksud gua itu mereka itu pacaran enggak sih?" Ikhsan.

"Ya setau gua mah enggak" jawab Bima sambil menggeleng.

"Kalau enggak pacaran, mereka kok kaya orang pacaran, nah terus si Nanda tuh ya over banget sama Melody" tambah Parjo

"Oper? Kaya si Nanda lagi main bola aja pake bawa-bawa oper?"

"Bukan oper dalam permainan bola, maksud gua itu over, ya elahh gua kira bahasa planet loe jauh lebih gede dari gua yaahh ternyata kecil, titiw..." ucap Parjo

"Apa si Nanda engga ada niatan buat pacarin si Melody gitu Bim?" Tanya Vino dengan serius, "Nah terus mereka berdua itu sebenernya saling suka atau salah satunya doank?"

"Ahhh elaah, emang gua siapa?"ucap Bima memasukan ponselnya ke dalam saku

"Bima Adirajada?" Ucap temannya kompak

"Maksud gua, emang gua itu yang selalu ngintilin mereka berdua gitu, ya gua mana tau lah, lagian kalau ada apa-apa Nanda pasti cerita sama kita, karena dia itu orangnya ya blak-blakan kalau sama kita, jadi kalau gua taunya segitu ya, pasti kalian taunya segitu juga"Jelas Bima ngomong panjang lebar sambil menahan nafasnya

"Tau nih si Vino keppo banget sih loe?"Parjo

"Ya elaah ketibang nanya doank kali" Vino.

S

edangkan Nanda sesekali melirik jam tangan nya yang melingkar di lengan.

"Berapa detik lagi?"Tanya Melody

"seratus delapan puluh detik lagi"jawab Nanda tersenyum

"cuma tiga menit?"

"Dua menit lebih lagi, kan setiap detik nya terus berjalan, lalu terus berkurang"

Melody diam menatap lurus ke depan.

"Sama halnya dengan aku, waktu aku ke malang juga terus berkurang setiap detik, dan itu artinya kamu jangan khawatir"mengacak-acak kepala Melody

"Tetep aja lama?"

"Jangan di tungguin makannya, pasti lama, kaya kereta jemputan aku contohnya, pasti kamu enggak nungguin, dan tiba-tiba enam puluh detik lagi dateng"

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang