#116

34 2 11
                                    

"Mana mungkin aku bisa berjauhan dengan dirimu"

>>>

Beberapa jam kemudian, Nanda menghentikan aktivitasnya. Lalu, ia menyeka keringt yang bercucuran di dahi dan jidatnya.

"Guys, gua udahan dulu ya mainnya, gua mau istirahat disitu" teriak Nanda sambil mendekati bangku panjang di bawah pohon mangga yang tak jauh dari lapangan basket.

"Mau gua temenin gak?" tanya Bima teriak, menghentikan aktivitasnya.

"Gak usah, loe lanjutin aja main bolanya, gua lagi kegerahan, jadi gua mau sendiri nedu disini" Nandpaun mengambil posisi duduk yang nyaman sambil mengipas-ngipas kerah bajunya.

Dan Bimapun kembali menendang-nendang bola dengan beberapa teman lainnya.

"Bim, ini lapang basket lah, loe pindah ke lapangan loe sana" protes Vino, karena merasa terganggu dengan permainan basketnya.

"Ck, loe harusnya berterima kasih sama gua, anggap aja ini tantangan buat loe , kan semakin banyak rintangan, loe bakal semakin pintar dan jago main basketnya" jawab Bima, tidak mau pindah lapangan, ia terus bermain futsal di lapangan basketnya beramaa beberapa timnya.

Vinopun bernafas gusar "Huhhhh terserah, kalo kepala loe kena bola, gua gak tanggung jawab ya".

Nanda yang melihat petengkaran ringan merekapun terkekeh sejenak, lalu menatap ke atas melihat birunya langit siang itu.

Lalu tiba-tiba ada sebotol air mengambang di atas matanya "Buat kamu" ucap wanita itu,

Nandpaun menengok ke belakang, ke arah wanita itu "Kayla?"

Kayla menatap Nanda penuh haru saat melihat Nanda tersenyum menemukan keberadaannya.

"Duduk sini Kay?" Nanda menepuk - nepuk sisi kosong bangku itu,

Kaylapun menurut langsung duduk di sampingnya.

Entah kenapa jantung Kayla berdetak lebih kencang saat berada di dekat Nanda.

"Ini buat gua? Makasih" Nanda mengambil botol minum itu dan berniat meminumnya sampai habis.

"Pelan-pelan Nan, nanti kamu keselek" ucap Kayla memperingati saat Nanda terlihat terburu-buru meminum botol itu.

Mata Nanda menciut melihat Kayla sejenak, tanda ia tersenyum dalam artian setuju dengan peringatan Kayla, dan iapun menurunkan tempo tegukannya.

"Aku seneng melihat kamu kembali dengan selamat" ucap Kayla seperti orang keceplosan karena ia langsung melipat kedua bibirnya.

Sedangkan Nanda samar-samar mendengar ucapan Kayla barusan, ia menaikkan kedua alisnya agar Kayla bisa mengulangi omongannya tadi. Mulut Nanda masih menyimpan satu tegukan air sampai kedua pipinya menonjol,

"Euh maaf - maaf tadi aku enggak denger kamu ngomong apa?" Nanda meneguk satu tegukan airnya.

"Euh..., oh iya tadi ada surat buat kamu" Kayla mengeluarkan satu pucuk surat untuk Nanda.

Nnandpaun meraih surat itu, "Dari siapa?"

"Pa Salman, tadinya mau di kasih kekamu langsung, tapi ada rapat mendadak jadi beliau nitip ke aku, katanya sih surat ijin kamu untuk ikut pelatihan ke semarang, besok malam" jelas Kayla, sambil mengingat ucapan Pa Salman saat itu.

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang