"Aku cuman minta sama kamu satu hal yaitu jangan ingat masa lalu kamu sama dia, kalau itu semua akan membuat luka kamu terbuka kembali"
>>>
"Aku jadi enggak tenang, buat pergi ke malang kalau keadaan kamu kaya gini" ucap Nanda memberikan jus strawberry ke arah Melody
Melody diam, menatap rumput-rumput yang sedang menari di hadapannya
"Melood apa aku harus cari dia, dan pukulin dia di hadapan kamu?"menempelkan jus tersebut ke pipinya
"Ahh dingin"menepisnya
"Kamu enggak suka kan pipi kamu didinginin kaya gitu, aku juga engga suka kamu dingin gini?"
"Maafin gua"memegang pundak Nanda
"Kenapa minta maaf? Kamu enggak salah apa-apa kok, nih minum jusnya tadi aku sampe ribut sama irang lho gara-gara buah strawberrynya tingga buat satu orang"
Melody pun tertawa dan mengambil jus itu "ohh iya, sama siapa?"
"Nalula" jawabnya
"Nalula anak kelas sepuluh IPS2 yang waktu itu duduk sama loe"
"Iyahh"
"Kenapa loe enggak ngalah aja, diakan cewek di tambah adik kelas lagi" ucapnya sambil menyedot jus favoritnya itu
"Kalau aku ngalah kamu enggak bakal bisa minum jus ini panas-panas gini"
"Iya juga sih, makasih ya"
"Sama-sama" mengacak-acak rambut Melody, "Melood, aku jadi enggak mood buat ke malang nanti malam kalau keadaan kamu kaya gini"
"Jangan gitu donk, loe harus semangat. Jangan mikirin gua, karena loe ke malang kan bukan hanya bawa nama baik loe doank tapi juga nama baik sekolah kita" Melody gantian mengacak-acak rambut Nanda
"Kamu janji dulu sama aku?" Menunjukan jari kelingkingnya
"Janji apa?"
"Kamu janji sama aku, kalau kamu bakal baik-baik aja?"
Jari kelingking Melody pun memeluk jari kekingkingnya "Loe enggak usah khawatir Nan"
"Bukan hanya itu"
"Apalagi?"
"Kamu enggak boleh ingat-ingat masa lalu kamu, kalau itu semua bakal ngebuka luka kamu lagi"
Melody diam menatap Nanda yang juga sedang menatap nya.
"Dan satu lagi, nanti malam kamu harus dateng ke stasiun sebelum aku berangkat"
"Kalau itu tergantung mood"
"Jangan gitu donk, gimana kalau aku enggak bisa balik lagi?"
"Maksudnya?"
"Masa depan kan cuma Allah yang tau, siapa tau kalau aku engga bisa balik kesini lagi kamu bakal nyesel"
"Ihhh jangan gituuu donkkkk" mencubit pinggang Nanda
"Auuuu, iya iya deh ampuuun"
Melody pun melepaskan cubitannya "Jangan ngomong sembarangan"
"Kamu takut banget aku enggak balik lagi, hah?"
"Udahhh ahhh pulang yuukk"menarik lengan Nanda
"Bentar aku mau ke toilet dulu"memgangi perutnya
"Muka loe kenapa pucat gitu" memegangi kedua pipi Nanda yang tiba-tiba pucat
"Aku dari pagi pen pup mulu, dan sekarang mungkin ke empat kalinya, adohhh kamu tunggu di sini ya"
"Yaampun kamu makan apa sih?" Melody terus memegangi lengan Nanda
"Nanti deh,aku kasih penjelasannya setelah aku pup, sumpah udah enggak tahan ini Meloodd" mencoba melepaskan lengannya dari genggaman Melody
"Aku pengennya sekarang Nanda"
Raut wajah Nanda tidak hanya pucat tapi juga berkeringat "Melood sayang, please nanti ajaa"
"Enggak mauuu"
Melody sengaja banget ya."Aku ciummm nihhh"
Langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya
"Tungguin bentar" teriak Nanda sudah lari terbirit-birit menghampiri toilet
"Nandaaa" teriaknya sambil tertawa.
"Aduhhh andai aja semua cewek yang ngidolain dia tau, kejadian ini, hahahaha"
"Yaampun Melody, temen loe lagi sakit perut kok malah di ketawain gini"
"Tapi ngomong-ngomong dia makan apa sih bisa bolak balik kmar mandi sampe empat kali katanya?""Dorrrr" teriak Bima dan Vina mengagetkannya dari belakang
Tentu Melody yang tadinya tenang jadi kaget seperti itu,
"Loe ngomong sama siapa dari tadi nyerocos mulu?" Tanya Bima
"Katanya loe hampir keserempet motor Mel? Seriuss? Loe enggak apa-apakan ada yang luka enggak?"
"Gua harus jawab yang mana dulu nih?"
"Si Vina ikut-ikutan aja, pertanyaan banyak lagi"ucap Bima
"Ihh Kenapa sih dari tadi loe uring-uringan mulu sama gua?"ucap Vina tak terima
"Siapa yang uring-uringan"
"Ehhh malah kalian berdua yang berantem, kalian itu kaya pasangan yang sedang berantem dan saling menyalahkan terus merasa paling benar tau enggak"
"Engakk"kompaknya
"Gua pasangan sama dia?" Tunjuk Vina ke Bima
"Kenapa? Loe gak mau pasangan sama gua? Munafik" ucap Bima
"Ihhh nyebelinnn" mendorong badannya
"Mel, ini headsate loe" memberikan kotal biru kecil ke Melody
"Udah benerr?"
"Yahhhh"
"Asiiiikk, yaampunnn gua rindu banget sama nih barang"
"Seberapa gegetnya sih loe sama headsate loe itu?"
"Intinya headseat ini tuh penting banget buat gua".
***
"Kenapaaaaaaa!" Teriak Dian hendak membanting sebuah figura di tangannya
"Kenapa gua sepengecut ini?"
"Kenapa gua enggak bisa jelasin semuanya ke dia?"
"Maafin aku Me-Lo-Dy" memeluk figura itu di dadanya
"kamu berhak benci, kecewa, dan marah sama aku. Tapi satu hal yang enggak pernah bisa berubah sampai kapanpun bahwa kamu adalah teman baikku yang sangat aku sayangi, Melody".
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Aku Yang Pergi
RomantizmTaukan semuanya tentang judul lagu yang Aku jadiin judul cerita tuliskan pertamaku di sini. Sama kok, cerita cinta seorang sahabat kepada sahabatnya sendiri, tapi sahabatnya malah suka sama sahabatnya juga, Apa sih?? Ya intinya mah itulah Aku masi...