#123

40 6 0
                                    

"Kamu tahu, saat aku dengar kamu membuka mata, duniaku juga ikut terbuka lagi"

***

"Papah? Apa itu papah?"
Gadis itu terus melangkah mendekati seorang pria yang sedang duduk di sebuah kursi.

"Papah...?" gadis itupun langsung memeluk pria itu, saat ia sampai dihadapannya.

Begitupun pria itu, mereka berduaoun menangis bersama.

"Kamu sudah besar Nak? Kamu cantik sekali seperti mamahmu" ucap pria itu sambil mengecup dan membelai kepala gadis itu.

"Aku mau ikut Papah ya?" ucap gadis itu mempererat pelukannya.

"Melody!!" panggil seseorang dari jarak beberapa meter,

Gadis itu, ya Melody.
Melepaskan pelukannya karena panggilan seseorang itu.

"Ay... Yah?" ucap Melody, disaat muncul sesosok pria yang di panggil Ayah itu.

Pria itupun langsung memeluk Melody sambil menangis
"Maafin Ayah nak, Ayah belum bisa jadi Ayah yang baik buat kamu"

Sedangkan Pria yang di panggil Papah barusan pun hanya tersenyum menyaksikan momen itu.

"Sekarang ikut Ayah pulang ya?" ucap Pria yang tengah Melody peluk itu,

Mata Melody pun menatap dalam pria yang sedang tersenyum ke arahnya itu "Tapi Papah?"

Pria itupun bangkit dari duduk nya, lalu membelai sekali lagi kepala Melody sambil terus tersenyum "Bunda dan Ayah sangat membutuhkan kamu, kamu harus ikut Ayah, bukan Papah"

Melody pun menangis mendengar hal itu.

Melody pun membuka kedua bola matanya perlahan-lahan. Tadi hanyalah sebuah mimpi? Dia terus bertanya - tanya kenapa tadi ia bertemu dengan dua orang yang wajahnya begitu mirip. Yang satu di panggil Papah dan satunya lagi di panggil Ayah.

Entah Melody tidak tahu, sudah berapa lama ia berbaring di tempat tidur itu dan juga di pasangi dengan beberapa alat di jari dan hidungnya.

Badannya masih terasa lemas sambil ia memperhatikan sudut demi sudut ruangan kian berada ia sekarang.

"Ayah?" ucap Melody, saat ia mendapati seorang pria sedang tidur disampingya.

Pria itupun sedikit - sedikit membuka kedua bola matanya. Dan kaget bukan main, rasa harupun juga. Dimana seorang gadis yang ia nantikan kesadaranya kini membuka matanya dan tersenyum mentapnya.

"sayang?" Pria itupun langsung memeluk Melody

Meldoy pun merasa hangat dan bahagia, rasanya pelukan itu begitu lama sangat ia rindukan.

"Ya Allah, nak. Akhirnya kamu..... " Pria itu tidak sanggup melanjutkan ucapannya ia menangis dan mempererat pelukannya terhadap anaknya.

***

1.00 AM.
(Jam)

Suara alarm berbunyi begitu nyaring didalam kamar dan terdengar oleh telinga seorang laki - laki yang sedang tertidur pulas itu.

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang