#128

22 1 0
                                    

Jujur aku ngerasa capek, nahan rindu ke seseorang yang belum bisa kita temui itu capek.

>>>


"Lama banget!!"protes Melody, saat melihat Dean memasuki ruang rawatnya.

"Widih, santai donk, baru juga lima belas menit aku tinggal udah kangen aja, nih aku bawain makanan kesukaan kamu" jawab Dean sambil menenteng beberapa makanan di kedua tangannya.

Melody pun melengkungkan senyumannya.

"Dihh senyum senyum" sindir Dean,

Melody yang tertangkap senyumannya pun mencoba melunturkannya dengan cemberut.

"Aku juga bawain buat kalian" ucap Dean sambil memberikan salah satu kantong ke arah Ara dan Vina

"Ehh ka, hum, gak usah repot-repot padahal, kita jadi gak enak" jawab gelagap Ara

"Enggak repot lah, sekalian"Dean tersenyum saat pemberiannya, mereka ambil.

"Makasih ka" tambah Vina.

Dean hanya mengangguk dan melangkah ke arah Melody lagi.

Hatinya begitu lega, disaat seseorang yang ia tunggu kesadarannya sedang antusias membuka makanannya. Ia tahu, Melody tidak bisa makan makanan dari rumah sakit, sejak ia bangun kemarin.

"Awass Meell" reflek Dean, saat melihat kuah sup nya akan tumpah,

"Hehe" tawa Melody.

"Sinii biar aku aja, kamu diem , cukup tunggu makanannya sampe ke mulut kamu" Dean merebut, mengambil alih makanan itu.

Melody hendak protes tapi ia tahan, karena Dean menatap nya dengan serius.

"Katcya doktey kan aku hayus banyak gerak, biayr bisa segeyra pulyang" protes Melody sambil mulutnya dipenuhi dengan makanan

"Bukan banyak gerak, tapi banyak istirahat, udah jangan bawel, tinggal nurut aja susah banget sih, pengen cepet pulang enggak?" Tanya Dean yang terus menyuapi Melody dengan baik

Melody antusias mengangguk.

"Iya Mel, biar bisa cepet ketemu Nanda" ceplos Ara

Melody pun terdiam mendengar Nama itu, bukan asing tapi sejujurnya ia sangat merindukan nama itu, mulutnya rindu memanggil nama itu.

"Raa..." Senggol Vina, saat melihat perubahan susana ruangan itu

"Gue gak maksud" bisik Ara ke Vina.

"Bener kata Ara, pasti Nandamu itu kangen banget sama kamu, makannya kamu harus cepet sembuh" ucap Dean , berusaha mencairkan suasana itu.

Pipi Melody di buat merona saat itu juga .

Dean tersenyum, saat berhasil membuat suasana tidak canggung lagi meskipun hatinya prihatin dengan kenyataan apa yang Nanda sampaikan padanya tadi.
"Si bodoh itu , gak tau apa, kalau Melody ngarepin dia dateng" batin Dean.

Tok...tok.....

(Pintu terketuk)

Seisi ruangan pun sedikit terkejut dengan suara itu,
Apalagi raut wajah Melody yang sumringah , seperti berharap seseorang yang ia tunggu itulah yang ada di balik pintu itu.

"Ehhh, kok mukanya pada tegang gitu, kenapa kalian?" Ucap seseorang itu.

"Bima.." ucap kecil Melody, sejujurnya ia sedikit kecewa , itulah yang Dean tangkap dari wajah dan nada lirih Melody.

"Ehh Bim, loe udah makan belum?" Tanya Dean

"Udah tadi di kantin" Jawab Bima.

"Halo cantik, idihh makin cantik aja loe, gak nyangka gue" ucap Bima, saat telat berada di samping Melody

Plakkkk
Melody memukul kecil lengan Bima, entah itu karena bentuk kecewa atau suara Bima yang di anggap ledekan untuknya.

"Kok gue di pukul? Salah gue apa?!" Protes Bima

"Tauu ahh" jawab singkat Melody.

"Nyari seseorang?" Celetuk Bima

"Iyahh" Melody

"Mau gue seretin orangnya? Spill dulu namanya? Atau gak usah nyari yang gak ada, soalnya gak baik, nanti loe makin sakit"jawab Bima mengeras kan suaranya.

Ia bermaksud, agar seseorang yang tengah berada di balik pintu itupun dengar.

Ia itu Nanda.

"Melood, aku kangen" bibir Nanda bergetar.

Nanda sendiri tadi menyaksikan itu semua dari jendela pintu ruangan itu tanpa orang lain tau, selaim Bima.

"Ohhhh jadi Ayah sama Bunda gue , loe kira gak penting?!" Protes Melody, padahal ia tahu, yang di maksud Bima itu bukan itu, tapi entah apa.

"Ya selain itu".

"Huuuuhh".

" Bim, jangan misuhin Melody" tegur Vina

"Hehe maaf Vin" mengedipkan satu matanya pada Vina

Vina pun di buat panik, saat itu juga.

"Hihhh genit amat, loe sejak kapan clingy sama Vina" tegur Melody yang menyaksikan momen itu

"Udah lama, Napa sih protes Mulu, udah nih gue kasih kedipan maut gue"

"Uweeee paitt" ledek Melody.

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang