#88

1.3K 38 3
                                    

"Kenapa cinta bisa membuat kita kecewa?"

>>>

"Woyyy!, loe kenapa senyum-senyum mulu sambil megang-megang ke gituan?"

"Bangke, gua kaget!"

"Elahh, di senggol gitu doank kaget".

"Zan, kayaknya gua jatuh cinta lagi deh"

"Enggak kaget tuh gua, kan udah biasa loe macarin cewek, ngePHP in, jadi gua enggak kaget"

"Yang kali ini beda, gua bener-bener jatuh cinta sama dia, enggak bakalan gua sia-sia in dia, kalau gua udah dapetin dia"

Fauzan pun tertawa terbahak-bahak, sampai ia menjatuhkan putung rokoknya, "Lawakan loe lucu banget, sejak kapan loe jadi bucin kaya gini?"

"Gua serius zan, pertama kali gua lihat dia, dia udah mampu buat gua jatuh cinta, tapi sayangnya...." Raihan menghentikan ucapannya,

"Sayangnya apa? Dia udah punya pacar? Sikat aja sih pacarnya, sejak kapan loe takut kalah saing?" Fauzan merangkul pundak Raihan

"Bukan itu, sayang banget gua laki-laki bangsat, dan dia perempuan bener-bener baik, Zan"

"Harusnya loe sadar dari dulu, kalau loe itu laki-laki bangsat, biar loe enggak banyak macarin cewek, lalu tinggalin"

"Mereka yang mau, mereka yang nembak gua, ya gua sih ayo-ayo aja, saratnya kan kalau gua bosen dan minta putus harus terima" Raihan meneguk kopi hitamnya,

"Sama aja, secara gak langsung loe nyakitin mereka"

"Gua enggak rasa nyakitin cewek manapun Zan, kecuali satu cewek"

*Flashback on*

"Raihan, kalau vina tau kita ngedate kek gini gimana?"

Raihan memicingkan senyumannya "Sayang, Vina tau atau tidak itu bukan masalah buat kita" Raihan mengelus-elus kepala perempuan yang kini sedang bersandar di pundaknya

"Raihaaaann!" Panggil seorang perempuan dari belakang punggungnya, dengan nada tinggi

Raihan dan cewek yang bersandar di pundaknyanyapun sontak menengok bersamaan,

"Vina, Rai gimana donk?" Ucap perempuan itu,

"Sayang, aku kan udah bilang kan tadi, kamu tenang aja" Raihan membelai-belai pipi perempuan itu, "Kamu tunggu di sini, biar aku nyamperin dia dulu"

"Tapi Rai...."

"Hustt" Raihan mengedipkan matanya satu ke perempuan itu, dan diapun diam sambil tersenyum.

Sedangkan Vina, hatinya hancur melihat semua itu, hanya air mata yang bisa ia tunjukan
"Maksud kamu apa, Rai?" tanyanya dengan suara lirih

"Vin?" Raihan mencoba mendapatkan kepala Vina untuk ia peluk, dan Vina langsung menjauhkan badannya,

'Plakkk' Vinapun menampar pipih Raihan.

"Vina, kamu ngapain berani-berani ketempat ini hah? Kamu jadi tau kan kalau aku ini sedang ngedate dengan wanita lain" Ucap Raihan,

Biar Aku Yang Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang