14

1.4K 233 70
                                    

Sherry benar-benar mengutuk dalam hati pada pria yang kini tersenyum secerah matahari pagi. Maniknya menyorot tajam ke arah Dave yang sedang asyik menikmati secangkir kopi sembari membaca koran pagi.

Pagi ini ia terbangun dengan tubuh yang remuk dan langsung kesal saat melihat seorang pria yang sepertinya tidak kelelahan sama sekali. Pria itu tampak bugar sehabis mandi karena bisa ia lihat rambut Dave yang terlihat masih basah.

"Jika tatapan bisa membunuh, aku pasti sudah mati sedari tadi. Sudah bangun, ya?" kekeh Dave yang melirik ke arah Sherry lewat ekor matanya. Entah kenapa pagi ini ia bangun dengan hati berbunga-bunga. Hal yang tidak pernah ia rasakan selama ini.

Jadi seperti ini rasanya menikah dan sedang berbulan madu? Sungguh sangat menyenangkan dan Dave mengutuk dirinya sendiri kenapa ia tidak melakukannya sejak dulu.

Sherry tidak menjawab. Wanita itu hanya mendengkus sambil membuang muka. Ia masih merasa dongkol dengan apa yang telah pria itu lakukan kepadanya.

Ia tidak menduga. Pengalaman pertama itu terasa begitu menyakitkan. Seolah ada sesuatu yang mengoyak paksa tubuhnya.

Walaupun awalnya pria itu menepati janji untuk bersikap lembut. Namun tetap saja Dave Jhonson benar-benar pria gila.

Pria itu tidak hanya melakukan sekali tadi malam tapi berkali-kali. Mereka bahkan baru berhenti dua jam yang lalu sebelum matahari pagi terbit.

Tubuhnya seperti tertimpa sesuatu yang berat saat ini.

"Kau tidak sarapan, Ma Cherie?" tanya Dave lembut. Pria itu meletakkan koran yang tengah ia baca lalu berdiri mendekati Sherry yang dengan cepat menutupi kepalanya dengan selimut.

"Aku tidak lapar, Dave."

Dave mengulas senyum manis. Kelakuan Sherry mirip sekali dengan anak nakal itu saat sedang merajuk. Dave duduk di sisi tempat tidur lalu menoel pelan bagian yang ia yakini punggung Sherry. "Kau berbohong, Sayang. Kau pasti sangat lapar sekarang mengingat banyaknya tenaga yang kita keluarkan tadi malam."

"Berhentilah mengatakan sesuatu yang memalukan seperti itu, Dave!!"

"Itu kenyataan, Ma Cherie. Aku hanya berbicara fakta. Ya walaupun kau tidak banyak berkontribusi tadi malam tapi tetap saja,-"

"Kau menyebalkan!!" teriak Sherry sembari membuka selimut dan langsung duduk dengan wajah memerah memotong ucapan mesum Dave. Maniknya menyorot galak pada Dave yang kini mengulum senyum tertahan.

"Good morning, wife," sapa Dave ramah sambil mengecup bibir Sherry cepat. Membuat wajah merah sang istri semakin bertambah merah.

Sherry mendengkus. Ia memalingkan wajah menghindari tatapan mata pria didepannya.

"Mau mandi sekarang atau sarapan dulu?"

"Mandi," jawab Sherry tanpa menoleh.

"Kalau begitu tunggu sebentar, akan ku siapkan air hangat untukmu," ucap Dave sembari mengecup pelan puncak kepala Sherry sebelum berdiri dan berlalu ke kamar mandi.

Sherry menatap kepergian Dave dengan perasaan tidak menentu. Kenapa jantungnya harus bereaksi seperti ini? Kenapa ia berdebar saat Dave melakukan hal-hal kecil seperti tadi?

Rasa asing itu menjalar tanpa restu. Membuat perasaan Sherry benar-benar tidak menentu

Helaan napas terdengar. Sherry menggelengkan kepalanya kuat menepis hal konyol yang baru saja ia pikirkan. Ini semua hanya pengaruh suasana.

Sherry menatap sekelilingnya yang begitu berantakan dan merasakan pipinya kembali memanas tanpa diminta saat mengingat bagaimana malam tadi terlewati.

Kembali wanita itu menggelengkan kepalanya keras mengusir bayangan kotor yang mulai menyerobot masuk. Ini sangat memalukan.

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang