10

2K 293 62
                                    

TELAT BANGET UPDATENYA YA 🙄

🌼🌼🌼

Dilayani saat akan melakukan sesuatu adalah hal yang baru untuk Sherry.

Saat pertama membuka mata, ia menemukan dirinya sendirian di dalam kamar luas ini. Entah kemana pria itu pergi dan Sherry bersyukur tidak melihatnya pagi ini.

Saat ia hendak bangun dari tempat tidur, pintu kamar terbuka, lima orang maid masuk sambil membungkuk dengan hormat.

Salah satu dari mereka memperkenalkan diri sebagai kepala pelayan wanita dan mengatakan akan selalu ada untuk melayaninya.

"Kau tahu dia pergi kemana?" tanya Sherry sebelum melangkah ke kamar mandi.

"Maksud anda, Tuan Dave? Tuan sedang pergi untuk mengurus sesuatu. Dia akan kembali sebelum makan malam," jawab Catherine sopan. "Nyonya ingin sarapan apa pagi ini? Tuan Dave mengatakan untuk bertanya kepada anda terlebih dahulu sebelum menyajikan. Di rumah ini ada sembilan belas koki dari sembilan belas negara yang bisa Nyonya pilih untuk memasak sesuatu yang ingin anda makan."

Sherry tercenung. Sembilan belas koki dari sembilan belas negara? Di rumah ini? Yang benar saja!! Gadis itu menghela napas panjang sebelum tersenyum tipis. "Buatkan saja segelas susu dan juga roti. Lagipula aku tidak terbiasa dengan sarapan yang berat."

"Baik Nyonya," jawab Catherine sambil membungkuk sopan sebelum pamit keluar.

Tidak butuh waktu lama bagi Sherry untuk bersiap. Setengah jam kemudian ia sudah duduk di meja makan, di kelilingi belasan maid dan juga para koki yang datang menyapa sebelum kembali lagi ke dapur. Sherry sendiri ingin tahu. Apa mereka semua juga tinggal di rumah ini?

Sebenarnya suasana di sini teramat canggung. Para maid hanya berdiri diam sambil menungguinya. Tidak ada percakapan membuat Sherry bosan setengah mati. Gadis itu makan tanpa minat membuat salah satu koki langsung datang dengan wajah panik.

"Apa makanannya tidak enak, Nyonya?" tanya koki itu takut-takut. "Maafkan saya. Saya akan membuatkan yang baru untuk anda."

Sherry berkedip. Mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Kenapa koki di depannya ini terlihat ketakutan? "Tidak perlu, sandwich ini lezat."

"Tapi anda terlihat tidak menikmatinya. Katakan saja jika ada kekurangan dari sajian yang saya hidangkan, Nyonya. Saya akan membuatnya lagi untuk anda."

Ah. Jadi karena hal itu kenapa pelayan dihadapannya bersikap seperti ini. Sherry mengulas senyum manis. Berharap dalam hati agar koki di depannya ini tidak terlalu merasa terbebani dengan sesuatu yang bukan menjadi salahnya. "Aku hanya sedikit bosan karena dengan banyaknya orang disini, aku seperti merasa sendirian. Terima kasih atas makanannya. Ini benar-benar lezat."

Walaupun sebenarnya ragu. Koki di hadapannya mengangguk mengerti sebelum kembali ke dapur.

Sherry menghela napas berat. Hidup seperti ini bagaikan burung dalam sebuah sangkar emas. Dipenuhi kemewahan tapi tidak mengubah kenyataan bahwa ia hanya seorang diri.

Dan Sherry merasa ia akan hidup seperti itu jika menikah dengan seorang pria bernama Dave Jhonson.
***

"Apa yang kau lakukan seharian ini?" tanya Dave.

Saat ini mereka berdua sedang menikmati makan malam di taman samping tepi kolam. Kali ini hanya ada mereka berdua, tanpa di temani para maid dan juga bodyguard.

"Tidak ada. Aku hanya diam di rumah sambil membaca buku di ruang kerjamu."

Dave sebenarnya tahu itu. Hanya saja sedari tadi mereka hanya diam tanpa berbicara sama sekali.

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang