38

1K 208 84
                                    

Dave mengikuti mobil di depannya dengan perasaan campur aduk.

Ada rasa marah, senang dan khawatir yang bersatu saat ini.

Marah karena ia sudah terlambat datang. Dave sudah melihat semua yang terjadi. Ia melihat bagaimana sang istri di permalukan di depan orang banyak. Dan yang paling membuatnya marah adalah tempat dimana Sherry mengalaminya adalah di bawah kekuasaannya sendiri.

Di samping itu, dia juga merasakan perasaan senang menyelimuti hatinya. Senang karena wanita itu secara tidak sadar memberikannya sebuah perhatian yang membuat nyaman. Dave sudah melihat apa yang wanita itu persiapkan untuknya. Sayang sekali makanan berharga itu malah tergeletak dilantai dan bukannya masuk ke dalam perutnya.

Namun di balik itu semua, rasa khawatir lebih mendominasi. Melihat raut wajah sang istri sebelum pergi mengusik ketenangannya.

Tidak pernah sekalipun Sherry bersikap sedingin itu kepadanya. Dave tahu Sherry terluka dan itu membuatnya benar-benar cemas.

Untuk itulah ia tidak membiarkan wanita itu pulang tanpa pengawasannya walaupun saat ini Sherry bersama dengan David.

Ponsel Dave berbunyi membuat alis pria itu naik saat melihat siapa yang menghubunginya. Dave melirik mobil di depannya sebentar sebelum menekan tombol jawab.

"Untuk apa kau mengikutiku?"

Pertanyaan dengan nada dingin itu membuat Dave mengulas senyum tipis. Pasti David yang menyadarinya lebih dulu. "Aku mencemaskanmu, Ma Cherie."

"Menjauhlah, Dave! Aku benar-benar tidak ingin melihatmu saat ini."

"Tidak masalah jika kau sedang tidak ingin melihatku, Ma Cherie. Biarkan saja aku yang melihatmu saat ini."

Hening beberapa saat. Dave mengerutkan alisnya saat melihat mobil di depannya melaju semakin cepat. "Katakan pada David untuk tidak mengebut seperti itu, Ma Cherie."

"Aku memang memintanya melakukan itu agar kau tidak bisa mengikuti kami."

"Apa kau mengira bisa pergi ke manapun tanpa sepengetahuanku, Sayang?" Tanya Dave lembut. "Bisa suruh David menghentikan mobilnya? Sebagai gantinya kau bisa mencakarku jika mau."

"Aku tidak mau."

Dave mengulum senyum tertahan mendengar suara sang istri yang saat ini entah kenapa terdengar begitu menggemaskan. "Jadi apa yang harus ku lakukan agar Nyonya Jhonson ini tidak marah lagi?"

"Aku tidak marah!"

"Aku tahu, istriku ini hanya sedang kesal bukan?"

"Aku benci mereka semua."

"Aku tahu. Untuk itulah aku sudah memecat semua yang dengan berani mentertawai istriku," jawab Dave.

"Kau memecat mereka?"

"Tentu saja. Itu hukuman paling ringan yang ku berikan. Dipecat dari perusahaanku maka hidup mereka akan berakhir karena tidak akan ada perusahaan yang berani memperkerjakan mereka."

Panggilan terputus membuat Dave menghela napas panjang. Walaupun sudah seperti itu tampaknya suasana hati sang istri masih belum baik-baik saja.

Apa sebaiknya ia bunuh saja semua orang yang telah lancang menghina istrinya? Sebenarnya itu ide yang cukup bagus, tapi setelah menimbang sebentar, Sherry sepertinya tidak akan setuju sama sekali dengan ide itu.

Kembali pria itu menghela napas kasar. Jika sudah seperti ini sungguh ia bingung harus melakukan apa untuk membujuk seseorang yang sedang merajuk.

Tapi tunggu dulu, Dave mengingat kembali apa yang sudah ia lupakan. Bagaimana jika ia melakukan cara itu saja? Usia Sherry tak jauh berbeda dengan anak nakal itu bukan? Mungkin saja cara yang selalu ia gunakan untuk membujuk bisa di gunakan pada Sherry.

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang