23

1.1K 215 43
                                    

"Kapan kau tiba?" tanya Dave saat melihat Brian sudah duduk manis di sofa dengan segelas kopi yang tersaji di atas meja.

Melihat kedatangan sang tuan membuat Brian berdiri lalu membungkuk sopan ke arah Dave. Tak lupa ia menyapa sang nyonya yang di sambut senyuman tipis. "Setengah jam yang lalu. Tuan muda Alva sedang beristirahat di kamar tamu."

"Aku ke kamar Alva dulu untuk mengucapkan selamat malam," pamit Sherry dan langsung bergegas menuju kamar tamu.

"Kenapa Nyonya besar seperti sedang menghindar?" Tanya Brian sambil menyesap kopi miliknya.

Dave terkekeh sambil mengingat kembali saat Sherry menatapnya ngeri ketika ia mengatakan membunuh adalah hal yang sangat tepat jika ingin merahasiakan sesuatu.

Alhasil, wanita itu hanya diam saja hingga mereka tiba di rumah.

"Bagaimana perjalanan kalian?" Tanya Dave mengalihkan pembicaraan. Ia duduk di hadapan Brian sambil menyugar rambutnya lalu menyeringai kecil. "Apa sahabat terbaikku itu menitipkan pesan?"

Brian tersenyum kecil. "Tentu saja. Ia menyampaikan pesan padamu untuk menjaga Tuan muda Alva dengan nyawamu."

"Tentu saja aku akan melakukan hal itu," Dave mengambil ponsel di saku lalu mulai menekan nomor dan menempelkannya di telinga untuk menunggu panggilan tersambung. "Do you miss me?"

"Of course, no!"

Dave terkekeh. "Kau menyakiti perasaanku, Rak. Kau tahu betapa aku sangat merindukanmu selama aku disini?"

"Dimana Alva?"

Dave memutar kedua bola mata saat mendengar pertanyaan itu yang pertama kali di tanyakan oleh Raka Abimayu, well walaupun sebenarnya ia tahu tentu saja pria itu akan melakukan hal ini terlebih dahulu. "Sedang beristirahat. Kau senang sudah mengganggu bulan maduku?"

Raka tertawa keras. "Kau terlalu berprasangka buruk kepadaku, Dude! Aku hanya ingin mengenalkan putraku pada dunia dan agar dunia juga tahu sehebat apa putra dari seorang Raka Abimayu."

"Apa kau mengira aku terlalu bodoh hingga tidak tahu apa maksud dan tujuan dari sahabat terbaikku ini?" tanya Dave sarkas yang membuat tawa Raka makin keras terdengar. Menyebalkan! "Seperti yang kau minta, aku akan menjaga Alva dengan nyawaku selama disini. Tapi berhubung kau juga sudah mengirim Brian kemari, maka kau harus bertanggung jawab sepenuhnya pada semua urusan di perusahaanku, Raka Abimayu."

"Apa boleh ku jual saja semua saham perusahaanmu?

Dave mengulas senyum manis sebelum menjawab. "Boleh saja, maka ucapkan selamat tinggal pada putramu yang berharga."

"Ck! Seperti kau mampu saja melakukannya, Dave!"

Dave mendengkus. Yeah, Raka benar. Ia tidak akan bisa melakukan apa yang tadi ia katakan. "Sebaiknya kau menyesali keputusan karena telah mengirim Brian kemari, Rak! Kau harus mengurusi semua tanggung jawab yang ku tinggal disana."

"Tidak perlu mencemaskan hal itu, Dude. Kau tahu bahwa kau masih memiliki dua sahabat terbaik selain diriku, bukan?"

Dave terkekeh. "Ya, dan mereka berdua pasti akan membunuhmu jika tahu hal ini."

"Ah, kau mungkin tidak tahu. Lucas dan Josh juga mengetahui bahwa aku mengirim putraku padamu."

"Kalian benar-benar menyebalkan!" rutuk Dave tak habis pikir. Ia sebenarnya sudah menduga hal ini tapi tetap tak menyangka bahwa itu semua benar.

"Menyebalkan adalah nama terakhir kita berempat, Dave."

Dave mendengkus saat mendengar tawa Raka Abimayu yang menggelegar. "Kalian benar-benar membalas dendam padaku, bukan?"

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang