95

653 133 59
                                    

SEPTEMBER HAMPIR USAI. SELAMAT DATANG OKTOBER

🌸🌸🌸


"Dave?" Panggil Sherry di sela kunyahannya pada bubur yang baru saja di suapkan oleh Dave. "Sejak tadi aku tidak melihat anak-anak. Apa mereka di rumah?"

"Ah, maaf aku lupa memberitahumu, Ma Cherie. Dua hari yang lalu, Lucas membawa mereka pulang lebih dulu bersama Raka dan juga Josh."

Alis Sherry berkerut bingung. Dua hari yang lalu? Apakah dirinya sudah tertidur selama dua hari?

Seperti mengerti kebingungan istrinya, Dave mengulum senyum sambil kembali memasukkan bubur buatannya ke mulut Sherry. "Kau tertidur selama sepuluh hari, Ma Cherie."

Sepuluh hari?! Manik Sherry berkedip beberapa kali saat mendengar penjelasan Dave barusan. "Benarkah?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Kau suka sekali tertidur seperti itu," ucap Dave pelan. Ia mengaduk bubur di tangannya sebelum mengisi sendok lalu mengarahkannya ke mulut Sherry. "Tidur panjangmu membuatku ketakutan setengah mati, Ma Cherie."

Sherry mengulum senyum tipis. Ia sungguh tak menyangka bahwa dirinya bisa membuat pria seperti Dave ketakutan. Sherry mengamati wajah Dave seksama. Untuk beberapa saat, entah kenapa ia teramat merindukan pria ini.

Hanya sepuluh hari ia tidak sadarkan diri, tapi Dave Jhonson sudah menampilkan ekspresi seperti ini. Bagaimana jika ia mengatakan bahwa dirinya sudah pernah tertidur lebih dari sepuluh hari?

Akankah Dave lebih ketakutan dari ucapannya tadi?

"Apa yang kau lamunkan, Ma Cherie?" Tanya Dave sambil menoel pelan pipi Sherry. "Buburnya sudah sejak tadi menunggu untuk dimakan."

Ucapan itu seketika membuyarkan lamunan Sherry. Ia menatap sendok berisi bubur yang menunggu di depan mulutnya lalu beralih menatap manik Dave yang tengah memandangnya. "Aku sudah kenyang, Dave," Sherry berdalih. "Aku ingin bertemu anak-anak. Bisa meminta Lucas membawa mereka kesini?"

Dave meletakkan sendok ke dalam mangkuk lalu meletakkan benda yang masih berisi setengah itu ke atas nakas. Ia menarik selembar tisu lalu membersihkan mulut Sherry secara telaten. "Mereka tidak berada di negara ini, Ma Cherie. Pulang yang ku maksud bukan pulang seperti yang ada di dalam benakmu."

"Kau membawa anak-anak pulang ke rumah?" Tanya Sherry tak percaya. Saat Dave menjelaskan tadi, ia sungguh mengira bahwa Azlen dan juga Azalea hanya pulang ke rumah pria itu.

Dave mengangguk sebagai jawaban. Ia mengambil kedua tangan Sherry lalu menggenggamnya dengan lembut. "Aku sudah berdiskusi dengan yang lainnya. Untuk saat ini, memang lebih baik mengirim mereka berdua pulang terlebih dulu," jelas Dave. "Tunggu hingga keadaanmu membaik, maka kita juga akan secepatnya meninggalkan negara ini."

Sebenarnya, hal yang Dave lakukan sekarang adalah pilihan yang paling baik. Setidaknya disana, ada banyak orang yang akan menjaga kedua buah hati mereka.

"Dengan siapa anak-anak tinggal?"

"Raka."

"Apa tidak merepotkan keluarga mereka?"

"Mereka bertiga malah berebutan ingin kedua bocah nakal itu tinggal bersama."

Sherry mendengkus. Bisa-bisanya Dave memanggil buah hati mereka dengan sebutan 'bocah nakal'. "Dua bocah nakal itu anak-anakmu, Dave Jhonson!"

Dave tertawa kecil. "Daya pikat mereka berdua memang tidak bisa di ragukan lagi. Tapi meskipun Lucas dan Josh bersikeras ingin Azlen dan Ale menginap di rumah mereka, tetap Raka  pemenangnya."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang