"Kalau begitu,-" Dave menarik pinggang Sherry membuat wanita itu tampak tersentak karena tindakannya. "-mau kah kau memaafkanku, Ma Cherie?"
Tubuh Sherry menegang. Pikirannya ingin sekali mendorong pria ini menjauh tapi hatinya entah kenapa merasakan perasaan nyaman yang tidak bisa ia pahami. Saat ini ia hanya bisa terdiam tanpa berani untuk bergerak.
"Maaf, Ma Cherie, maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf," ucap Dave dengan suara pelan. Ia meletakkan keningnya pada bahu Sherry yang masih terdiam.
Sherry menahan napas. Kedekatan ini membuatnya kesulitan untuk sekedar menarik oksigen untuk di hirup. Dadanya bergemuruh tak menentu saat merasakan tangan pria itu bergetar.
Apa dia menangis? Tanya Sherry dalam hati. Sherry membiarkan saja. Ia hanya menarik napas pelan agar tidak mengganggu suasana sedih ini meskipun ada satu hal yang mengganjal di hatinya tentang alasan kenapa ia membiarkan pria asing ini berada sedekat ini dengannya.
Waktu berlalu dalam keheningan. Keduanya sama-sama membisu tanpa ada yang memulai percakapan.
Dave sendiri merasakan perasaan nyaman yang menyakitkan. Meski sudah berada sedekat ini, ia masih belum bisa memeluk sang istri dengan bebas. Kerinduan ini masih harus terpendam di dasar hatinya yang paling dalam.
Untuk saat ini yang bisa ia lakukan adalah melangkah secara perlahan.
Dave menjauhkan tubuh mereka. Maniknya menatap manik Sherry yang juga sedang menatapnya seolah meminta penjelasan. Dave mengulas senyum tipis. "Maafkan aku Nona Sherry, aku tidak bermaksud kurang ajar seperti itu, aku hanya,-"
"Aku tahu, Tuan," potong Sherry cepat menghentikan ucapan Dave yang membuatnya sedikit tidak nyaman. "Anda sedang mencoba berlatih bukan?"
Dave ingin membantah namun mengurungkan niat. Biarlah Sherry beranggapan seperti itu. Karena saat ini, menjelaskan pun tidak akan menyelesaikan sesuatu yang telah terlupakan.
"Boleh aku bertanya sesuatu kepada anda?"
"Tentu. Apa yang ingin Nona tanyakan?"
Dari awal pertemuan kita, kenapa kau memanggilku Ma Cherie? Ingin sekali rasanya Sherry menanyakan pertanyaan itu. Ma Cherie seperti panggilan kesayangan dari pria itu untuk istrinya bukan? Lalu kenapa pria ini juga memanggilnya dengan sebutan yang sama? Panggilan itu memberikan rasa sakit di hati dan juga pikirannya secara bersamaan.
"Apa yang Nona Sherry lamunkan?" Tanya Dave yang membuat Sherry tersadar dari lamunannya. "Apa yang ingin Nona tanyakan?"
"Apa aku mirip seperti istri anda?" Tanya Sherry menanyakan pertanyaan yang tiba-tiba saja terbersit di dalam benaknya. Sederik kemudian Sherry menutup mulut menahan malu yang teramat. Bagaimana bisa ia menyuarakan apa yang ia pikirkan!! "Lupakan saja apa yang tadi ku katakan."
"Kenapa Nona bertanya seperti itu?" Tanya Dave yang membuat Sherry terdiam.
"Karena mata itu," jawab Sherry pelan. "Mata anda terlihat seperti menatap sesuatu yang teramat anda rindukan."
Jika kalian bertanya bagaimana bisa ia seolah begitu memahami perasaan itu? Jawabannya adalah karena mata itu terlihat sama persis seperti miliknya. Sherry selalu melihat pandangan itu di matanya dari depan cermin saat ia merindukan sesuatu yang ia tidak tahu apa itu.
Melihat pria ini hanya diam tanpa menjawab ataupun membantah membuat Sherry merasa tidak enak hati. "Maafkan saya jika anda merasa tidak nyaman dengan ucapan saya tadi, Tuan."
"Sherry?"
Panggilan itu membuat suasana canggung yang baru saja tercipta langsung hilang. Sherry menoleh pada Moses yang tiba-tiba saja sudah berdiri tidak jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME#4
RomansaSERIES KE EMPAT DARI POSESIF-CRAZY ❤️LUCAS GEONANDES (MINE) ❤️JOSHUA ALEXANDER (I FOUND YOU) ❤️RAKA ABIMAYU (PROMISE) ❤️DAVE JHONSON (STAY WITH ME) UPDATE SETIAP TANGGAL 9, 19, 29 YA DEAR 🤗😘