100

676 129 86
                                    

AUTHOR GAK NYANGKA, DAVE UDAH PART 100 AJA 🤭🤭 INI CICILAN HUTANG AUTHOR YA DEAR,,,

PART INI AUTHOR DEDIKASIKAN UNTUK KALIAN SEMUA TANPA TERKECUALI. TERIMAKASIH MASIH SETIA DENGAN KISAH DAVE YANG SEPANJANG JALAN KENANGAN  INI 🤭

HAPPY READING AJA YA DEAR🤗💕
🌸🌸🌸

Sherry tidak tahu sebenarnya apa yang sudah terjadi. Terakhir yang bisa ia ingat adalah suasana kamar tempatnya berada tiba-tiba penuh dengan asap putih yang muncul dari ventilasi udara.

Suara ribut oleh orang-orang di luar sana membuat Sherry tahu, asap ini tidak hanya memenuhi kamarnya tapi juga ruangan di luar.

Sherry juga ingat wajah panik Dave yang berusaha menutupi hidungnya agar tidak menghirup asap putih itu.

Dan tidak lama kemudian, ia tidak mengingat apa-apa lagi.

Sherry tidak bisa mengingat berapa lama ia tidak sadarkan diri, tapi setelah ia membuka mata, dirinya sudah berada di sebuah ruangan yang tidak ia kenali dan tengah duduk di kursi roda dengan tubuh yang tidak bisa bergerak sama sekali. Dan yang lebih mengejutkan, ia melihat Calian Asahavey berdiri tepat di depannya dengan senyuman hangat.

"Kenapa kau suka sekali membawaku ke tempat asing, Calian?" Tanya Sherry dengan suara lemah. Kepalanya masih terasa nyeri namun Sherry mengabaikan itu. Ia ingin tahu, kali ini alasan apa lagi yang membuat Calian kembali membawanya secara paksa.

"Ini bukan tempat asing, Andrea. Ini salah satu kediamanku di negara ini."

"Kenapa aku tidak bisa menggerakkan tubuhku?" Tanya Sherry lelah. Ia sudah berusaha untuk menggerakkan kedua tangannya tapi tetap tidak ada pergerakan sama sekali. Saat ini anggota tubuhnya yang bisa ia gerakan adalah kepala saja.

"Hanya sedikit obat bius. Aku lebih suka berbicara seperti ini denganmu," jawab Calian jujur. "Tenang saja, efeknya akan segera hilang."

"Apa lagi yang kau inginkan kali ini?Membunuhku?" Tanyanya dengan nada sarkas. Wajar jika ia menanyakan itu saat mengingat kembali bagaimana pria ini menusuknya dulu.

Calian mendengkus. Ada rasa nyeri yang menusuknya tanpa ampun saat Sherry mengatakan hal menyakitkan tadi. Padahal ia sudah mempersiapkan hati bahwa bagaimana pun, ia tahu. Semua yang telah ia lakukan tidak ada yang pantas untuk di ingat sebagai suatu kebaikan. "Aku sudah pernah melakukannya. Dan kau masih hidup," perlahan Calian mendekat ke arah Sherry sambil mengeluarkan sebuah jarum suntik yang berisi cairan yang tidak Sherry ketahui dari dalam saku jas yang ia kenakan. "Aku pernah mengatakannya padamu. Jika kau masih hidup setelah aku menusukmu, maka kau harus membunuhku dengan tanganmu sendiri."

"Kau tentu tahu aku tidak bisa melakukan itu. Kenapa kau terus saja memaksaku, Calian?!"

"Kau tidak punya pilihan Andrea. Kau membunuhku, atau aku akan selalu mengganggu hidupmu," jawab Calian tenang. Ia membungkuk sedikit lalu menyuntikkan cairan itu ke dalam tubuh Sherry.

"Apa yang kau suntikan padaku, Calian?" Tanya Sherry dengan suara lemah. Ia tidak bisa merasakan apapun saat cairan itu masuk ke dalam tubuhnya. "Obat bius? Perangsang?"

Calian berkedip beberapa kali sebelum terkekeh geli. Ia berjongkok di depan Sherry, menggenggam tangan wanita itu lalu tersenyum lembut. "Di matamu aku selalu terlihat seperti orang jahat bukan?" Tanya Calian penuh kehangatan. "Sayang sekali, untuk kali ini tebakanmu salah, Andrea. Itu bukan obat bius ataupun obat perangsang."

"Lalu apakah itu racun?!"

Calian menggeleng kecil. "Itu penawar untuk hilangnya ingatanmu, Andrea."

Apa maksudnya?!

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang