24

1.1K 208 83
                                    

"Apa kau tidak lelah selalu meminta jatahmu setiap hari?" tanya Sherry lemah. Ia melirik Dave yang saat ini sedang bertopang dagu menatapnya sambil tersenyum lebar. "Berhentilah tersenyum seperti itu. Kau terlihat seperti seorang pedofil!."

Dave tertawa. "Ah ya. Aku hampir lupa bahwa kau masih di bawah umur," ujarnya sarkas sambil merapikan rambut Sherry yang kusut. "Apa aku membuatmu lelah?

"Apa kau masih perlu bertanya? Kau sendiri bahkan sudah tahu jawabannya," gerutu Sherry tak habis pikir. Bagaimana bisa pria ini menanyakan sesuatu yang jawabannya sudah jelas terlihat. "Apa kau menggunakan obat kuat sebelum melakukannya?"

"Aku bahkan tidak memerlukan itu semua. Kau meragukan suamimu ini?" tanya Dave kalem. Sunggingan masih terus ia ukir sambil melihat wajah Sherry yang terlihat begitu cantik setelah pertempuran mereka yang dahsyat.

Sherry membuang muka. Ia sebenarnya tidak meragukan kemampuan Dave selama ini. Hanya saja pria itu tampak tidak puas jika hanya melakukannya sekali. Melihat senyum secerah matahari yang Dave berikan tadi saja membuatnya tidak nyaman. Pria itu pasti akan meminta jatahnya lagi.

"Ma Cherie?"

"Hmm," jawab Sherry sekenanya sambil menunggu pertanyaan yang sudah ia duga akan keluar dari bibir pria itu.

"Sekali lagi?"

"Tidak!" Tolak Sherry sambil membelakangi Dave.

Dave tertawa kecil. Yah, wanita ini memang selalu menolaknya seperti itu. "Oh ayolah, Ma Cherie. Kau akan menjadi istri durhaka karena tidak mengabulkan permintaan dari suamimu yang tampan ini," bujuk Dave manja sambil memeluk pinggang Sherry dari belakang. Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher wanita itu.

"Tidak. Aku lelah! Kau bisa membuatku mati muda jika kau tidak bisa membatasi keinginan besarmu itu, Dave!

Dave terkekeh. "Kau tidak akan mati semudah itu, Ma Cherie," Dave mengecup pelan bagian yang ia sukai, leher Sherry. "Baiklah, untuk kali ini aku akan mengalah. Tapi boleh aku bertanya?"

"Hmm."

"Apa kau puas?"

Pertanyaan macam apa pula itu? "Puas dalam arti apa?" tanya Sherry. Ia tidak ingin pria ini menjebaknya lagi dengan kata-kata rancu seperti itu.

"Semuanya."

Hening sejenak sebelum Sherry melanjutkan. "Entahlah. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan sejenis itu."

"Kenapa?" Tanya Dave ingin tahu.

"Jangan menanyakan sesuatu yang memalukan seperti itu, Dave," ucap Sherry sambil menghela napas kasar. Untung saja posisi mereka tidak saling berpandangan. Kalau tidak pria itu pasti bisa melihat rona merah di wajahnya.

"Ah, ternyata istriku sedang malu."

Sherry mendengkus sementara Dave terkekeh.

"Apa kau punya sebuah rahasia yang tidak bisa kau katakan kepada orang lain, Ma Cherie?"

Pertanyaan dari Dave setelah mereka berdua terdiam cukup lama membuat Sherry terhenyak. Rahasia ya, tentu saja ia memilikinya. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak memilikinya. "Kenapa bertanya?"

"Hanya ingin tahu," jawab Dave lembut. "Tidak banyak yang ku tahu mengenai dirimu, Ma cherie."

"Kalau begitu aku juga ingin menanyakan pertanyaan yang sama. Apa kau memiliki rahasia yang tidak bisa kau beritahu kepada orang lain?"

"Ya, aku memilikinya," jawab Dave jujur. Lagipula ia tidak perlu berbohong mengenai hal ini. "Sesuatu yang tidak bisa ku katakan kepada siapapun termasuk para sahabatku yang berengsek dan juga gadis nakal yang selalu menjadi prioritas utamaku."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang