12

1.3K 238 112
                                    

"Kenapa kau harus mengenakan itu?" tanya Dave tak habis pikir melihat apa yang Sherry kenakan saat ini.

"Apa?" tanya Sherry heran. Tidak ada yang aneh pada apa yang ia kenakan saat ini. "Ini baju tidur, Dave. Kau ingin aku mengenakan apa untuk tidur? Jubah?"

Dave bersedekap dengan wajah murung. "Well, aku benar-benar berharap saat membuka pintu kamar, kau menyambutku dengan pakaian tembus pandang dengan tali dimana-mana," ya walaupun sebenarnya aku ingin kau menyambutku dalam keadaan tanpa sehelai benangpun, batin Dave yang tentu saja tidak ia suarakan. Bisa-bisa Sherry akan melempar bantal ke arahnya.

"Maaf mengecewakan," jawab Sherry acuh. Untung saja ia menyelipkan satu pakaian tidur didalam tas karena koper yang disediakan Freya dan yang lainnya hanya berisi lingerie seksi yang membuat matanya hampir copot. Ia tidak akan mengenakan hal itu bukan?

Dave mendengkus lalu berjalan mendekat membuat Sherry mundur secara waspada.

"Ada apa?" tanya Sherry sambil terus melangkah mundur dan tersentak saat tubuhnya kini menempel di tembok.

"Tidak ada. Aku hanya ingin melihat wajah istriku lebih dekat," jawab Dave kalem sambil tersenyum lebar. Ia kini mengurung tubuh Sherry dengan kedua tangannya.

"Menjauhlah, Dave Jhonson," ucap Sherry dengan suara yang ia usahakan agar tidak terdengar bergetar. Kedekatkan ini membuat Sherry gugup setengah mati.

"Kau benar-benar membuatku semakin ingin menerkammu, Sayang," Dave menjilati bibirnya sendiri membuat bulu kuduk Sherry berdiri seketika.

"Kau menakutiku, Dave."

Dave tertawa. Ia dengan cepat memberikan kecupan hangat di kening Sherry membuat tubuh gadis itu menegang seketika. "Malam ini ku biarkan kau beristirahat, Sayang. Karena besok pagi kita akan segera berangkat untuk berbulan madu ke Chefchaouen, Morocco."

"Berapa hari kita disana?" tanya Sherry dengan suara tercekat. Ciuman Dave yang tiba-tiba membuatnya merasakan perasaan aneh.

"Hanya seminggu."

"Hanya?"

"Ya. Dan setelah itu kita akan terbang ke
Klevan, Ukraine dan akan berada disana selama seminggu juga."

"Tapi aku tidak memiliki paspor sama sekali."

Dave tersenyum. "Aku sudah mengurus semuanya, Sayang. Kita hanya tinggal berangkat saja."

Walaupun Sherry tidak tahu apapun mengenai tempat yang akan mereka tuju untuk berbulan madu. Tapi Sherry cukup yakin Dave pasti akan menjaganya.

Dave mengamati ekspresi wajah sang istri dan berusaha mati-matian agar tidak menarik Sherry ke tempat tidur. Istrinya membutuhkan istirahat yang cukup karena mereka akan pergi cukup lama. "Kau tidak ingin tahu kemana kita akan pergi setelah itu?"

Alis Sherry terangkat naik. "Memangnya kita akan pergi lagi?"

"Tentu saja. Aku memiliki banyak jadwal untuk bulan madu kita. Setelah dari Ukraine kita akan terbang ke Santorini, Greece."

"Dimana itu?"

"Yunani," jawab Dave kalem. "Disana kita juga akan menghabis waktu seminggu sebelum terbang ke Kakslauttanen Arctic Resort, Finlandia dan menghabiskan waktu selama seminggu."

"Apa kita akan berlibur di banyak negara selama seminggu?"

Dave mengangguk sebagai jawaban. "Jika kau ingin lebih, aku tidak akan menolak, Sherry. Kau bebas menentukan waktunya."

"Baiklah. Apa setelah itu kita akan pulang?"

"Tidak. Dari Finlandia kita akan terbang ke Italia. Seminggu di Venice dan seminggu di Amalfi Coast. Sehabis dari sana aku akan mengajakmu mengunjungi Pacific Coast Highway di California dan Waiheke Island, New Zealand."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang