65

911 156 94
                                    

HOLLA MINNA 😁 APA KABAR? AUTHOR UP SUBUH NIH.. ADA YANG MASIH MELEK?

HAPPY WEEKEND AJA YA DEAR 😊😚
🌸🌸🌸

"Hari ini kau penurut sekali, Andrea. Masuklah," perintah Calian sembari mempersilahkan Sherry untuk masuk ke sebuah rumah yang tidak terlalu mewah jika di lihat dari luar.

Mereka baru saja mendarat entah dimana. Dan Calian langsung membawa Sherry ke tempat ini.

Cukup lama Sherry berdiam diri. Bimbang apakah ia harus menuruti keinginan Calian atau melarikan diri dari tempat yang tidak ia kenali ini. "Kita dimana?"

"Masuk saja dulu. Kita akan berbicara nanti."

Sherry menurut. Calian Asahavey sama seperti Dave. Saat berdebat, dirinya tidak akan pernah bisa menang.

Wanita itu masuk sambil mengamati sekelilingnya. Rumah kecil ini tampak sederhana namun mewah dengan berbagai perabotan yang terkesan mahal.

Sherry duduk di sofa. Maniknya masih terus memandangi interior rumah ini. Berusaha menemukan sesuatu yang sekiranya berguna untuk bisa membantunya keluar dari tempat ini.

Sherry tahu cepat atau lambat Dave pasti bisa menemukannya. Tapi saat ini Sherry tidak bisa menunggu terlalu lama. Bersama dengan Calian memberikan rasa takut dan nyaman secara bersamaan.

"Memikirkan sesuatu tentang melarikan diri?"

Sherry tersentak kaget. Ia begitu larut dalam pikirannya sendiri hingga tidak menyadari Calian kini sudah duduk di hadapannya.

"Jangan pernah memikirkan itu, Andrea," pinta Calian sambil menatap lekat ke arah Sherry. "Kau tahu, aku tidak hanya menyiapkan satu bom untuk putra Abimayu. Ada lima bom yang sudah ku persiapkan untuk meledakkan orang-orang terdekatmu jika kau berani melarikan diri dari pengawasanku."

Sherry menutup mulut tak percaya. Bagaimana bisa?! Bagaimana bisa Calian melakukan hal mengerikan seperti ini?! "Kumohon jangan menyakiti siapapun, Calian."

"Itu semua tergantung pada sikapmu, Andrea. Selama kau tidak merencanakan pelarian dirimu. Maka mereka semua akan aman," jelas Calian sambil bertopang dagu. Maniknya menyorot Sherry penuh harap. "Kembalilah padaku, Andrea."

"Aku sudah menikah, Calian," jawab Sherry cepat. "Jadi bisakah jangan lagi meminta hal itu dariku?"

"Memangnya kenapa kalau kau sudah menikah?" Calian balik bertanya dengan nada sarkas. Sungguh ia tidak peduli sama sekali bahkan jika wanita ini memiliki anak dengan Dave Jhonson. Selama Sherry mau kembali bersamanya maka Calian akan bisa menerima semuanya. "Aku bisa merebutmu dari tangannya. Buktinya saat ini kau bersamaku."

Sherry menghela napas panjang. Tubuhnya terasa amat lelah sekarang. Terlebih percakapan seperti ini kemungkinan besar akan menyita waktu yang lama. "Aku mencintainya, Calian."

"Perasaan bisa berubah, Andrea," tukas Calian datar tanpa ekspresi. Padahal belum lama ia melihat keraguan dari wajah Sherry saat ia menanyakan tentang perasaannya untuk Dave Jhonson. Tapi kini wanita ini menjawabnya tanpa ragu sama sekali. "Dulu kau juga mencintaiku. Jadi tidak ada bedanya dengan sekarang, bukan? Selama aku bisa membuatmu kembali mencintaiku."

Sherry tak menjawab. Bukan tidak ingin, hanya saja untuk saat ini menjelaskannya juga percuma.

Seringkali ia menjelaskan semuanya bahwa apa yang sudah terjadi tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Sherry akui, dulu ia pernah menyukai pria ini. Calian tipe laki-laki yang selalu membuat perasaannya berdebar tak karuan. Walaupun pria ini terkadang bersikap dingin dan mengerikan di depan orang lain, namun Calian selalu baik padanya.

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang