41

1K 206 92
                                    

"Belanjanya menyenangkan?"

Sapaan ringan itu membuat keduanya menoleh. Jika Cheryl terkejut karena kedatangan pria itu, lain lagi dengan ekspresi Sherry yang seketika terdiam sambil memalingkan wajah.

"Dave? Kenapa kau datang?" Tanya Cheryl. Ia melirik Sherry yang mendadak membisu dan juga Dave yang dengan santai langsung duduk di sebelah wanita itu tepat setelah memberikan kecupan ringan di puncak kepala Sherry.

"Apa aku tidak boleh datang menemani kalian bersenang-senang?" Tanya Dave santai. Ia mengambil minuman Sherry lalu menegaknya hingga habis. "Aku sedang bosan mengurusi beberapa berkas menyebalkan, Sweetheart. Untuk itulah aku memaksakan diri menyusul kalian kemari. Apa hanya itu barang belanjaan kalian? Kenapa sedikit sekali?"

"Aku sudah mengatakan pada Sherry untuk menghabiskan uangmu membeli apapun. Tapi sepertinya dia tidak ingin suaminya jatuh miskin karena itu," ucap Cheryl dengan senyum tertahan. "Dan apa pula maksudnya dengan memaksakan diri? Kau bahkan terlihat sangat ingin untuk datang kemari, Dave."

"Kapan aku mengatakan itu!" Sanggah Sherry sambil melotot yang mana malah membuat Cheryl tertawa keras. Gadis ini benar-benar mirip Dave, suka sekali menggodanya.

"Kau memang mengenalku sangat baik, Sweetheart," Dave terkekeh lalu menoleh ke arah Sherry yang masih saja membuang muka. Apa wanita ini benar-benar marah padanya?

Dave akui ia memang agak kelewatan tadi malam. Tapi mengingat kembali bahwa Sherry masih menyimpan barang pemberian pria lain dan bahkan masih mengenakannya membuat emosi Dave meledak tanpa di minta. Terlebih wanita ini tampaknya masih membela Calian Asahavey. "Ma Cherie?" Panggil Dave lembut mencoba menarik perhatian Sherry. "Kau masih ingin berbelanja?"

Tidak ada jawaban membuat Dave menghela napas berat. Ia menatap Cheryl dengan sorot mata penuh harap seolah memberikan pesan telepati kepada gadis itu. Bantu aku.

Cheryl memahami tatapan mata itu lalu menyunggingkan senyum sinis. Kau yang membuatnya kesal maka kau yang harus membujuknya, Dave Jhonson.

Dave kembali menghela napas berat. Sudah ku lakukan, Sweetheart. Tapi dia membalasnya dengan bersikap dingin.

Cheryl berdehem lalu mengulas senyum manis. "Dave. Apa aku boleh bertanya padamu?"

"Tentu. Apa yang ingin kau tanyakan, Sweetheart?"

"Jika aku dan Sherry berada dalam bahaya, siapa yang akan kau selamatkan terlebih dahulu?"

Pertanyaan itu seketika mengusik perhatian Sherry. Ia menoleh menatap Cheryl yang juga sedang memandang ke arahnya.

"Aku pasti akan menyelamatkan kalian berdua."

Cheryl mendengkus. Jawaban yang sudah sangat ia duga sebelumnya. Dave bodoh! Makinya dalam hati.

"Kau harus memilih salah satu, Dave!"

"Kenapa aku harus memilih salah satu jika aku bisa menyelamatkan keduanya," jawab Dave santai. Sepenuhnya tidak menyadari tatapan membunuh yang saat ini di keluarkan Cheryl untuknya.

"Aku ke toilet dulu," ucap Sherry tanpa menunggu jawaban dan langsung pergi.

"Lagi?" Tanya Dave heran pada diri sendiri. Apa Sherry salah makan sesuatu?

"Kau benar-benar tidak bisa di selamatkan, Dave!" Cheryl menghela napas berat lalu menyandarkan tubuhnya sembari menatap Dave kesal. "Bisa-bisanya kau menjawab seperti tadi!"

Dave berkedip beberapa kali dengan tatapan bingung. "Apa yang salah dengan jawabanku, Sweetheart? Jika kau dan Sherry dalam bahaya aku pasti akan menyelamatkan kalian berdua."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang