46

882 195 50
                                    

MARHABAN YA RAMADHAN 🙏 MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN DEAR 😘☺😊😘
🌼🌼🌼

"Ma Cherie, kau marah?"

Pertanyaan itu mungkin sudah belasan kali Dave tanyakan sejak mereka meninggalkan pusat perbelanjaan dan sekarang berada di tengah kemacetan kota. Walaupun sang istri sudah menjawab tadi namun Dave merasakan ada yang kurang. Untuk itulah ia terus bertanya.

Sementara Sherry sendiri memilih untuk tidak menjawab. Bukan tidak ingin, tapi ia benar-benar malas memberikan jawaban yang sama berulang kali.

"Ma Cherie, kau marah?"

Lagi, Dave mengulang pertanyaan yang membuat Sherry menghela napas berat. Wanita itu menoleh ke samping lalu menatap Dave garang. "Berhentilah menguji kesabaranku, Dave Jhonson."

"Aku hanya bertanya, Ma Cherie. Dan kau tinggal menjawabnya saja," ucap Dave membela diri. Tatapan Sherry sebenarnya tidak menakutkan sama sekali. Baginya ekspresi Sherry saat ini terlihat sangat menggemaskan.

"Aku sudah menjawabnya sejak awal. Dan kenapa kau menanyakannya lagi berkali-kali?"

"Aku hanya takut kau marah," jawab Dave sambil menyandarkan kepalanya di pundak kecil Sherry. Dave lantas memejamkan matanya. "Tubuhku benar-benar tidak nyaman saat ini. Entah apa yang salah."

"Sebaiknya kita ke rumah sakit saja," usul Sherry.  "Kau perlu di periksa."

Dave menggeleng. "Aku tidak terlalu suka menginap di rumah sakit terlebih sebagai seorang pasien."

"Kau tidak perlu menginap. Biarkan dokter memeriksa sebentar dan meresepkan obat, setelah itu kita bisa pulang dan beristirahat di rumah saja," ucap Sherry panjang lebar seolah sedang membujuk anak kecil.

Dave kembali menggelengkan kepala tanda tidak setuju membuat Sherry menyerah. Wanita itu membiarkan saja pria menyebalkan ini bertingkah semaunya. Terserah saja jika Dave Johnson ingin menyimpan sendiri rasa sakit yang di rasa, Sherry benar-benar tidak peduli lagi.

"Kenapa aku merasa kau sedang kesal saat ini, Ma Cherie?"

"Hanya perasaanmu saja," jawab Sherry datar.

"Tapi perasaanku selalu benar."

"Kali ini meleset."

"Kau yakin?"

"Hmm."

Circle yang sedang menyetir sedari tadi hanya diam saja mendengarkan obrolan keduanya. Terkadang ia mengulum senyum tertahan melihat sisi lain dari tuan nya yang terlihat manis.

Selain Cheryl, memang hanya Sherry yang bisa membuat Dave terkadang bertingkah seperti seorang anak kecil.

"Circle, kita jangan langsung pulang ke rumah. Aku ingin berkeliling."

"Baik, Tuan," jawab Circle dengan patuh. Dalam hati pria itu menggerutu, jika ia tahu akan seperti ini sebaiknya tadi ia membawa Mikayla untuk ikut serta. Setidaknya ia tidak sendiri menjadi umpan nyamuk bagi kedua tuannya.

Sherry mengamati jalanan di luar. Ada beberapa tempat yang terlewati mengingatkannya pada masa lalu yang menyenangkan dan juga menyakitkan.

Tidak pernah terbayangkan sama sekali hidupnya akan berubah drastis seperti ini. Kadang ia berpikir, entah itu sebuah keberuntungan ataukah petaka.

Sherry menghela napas. Ia ikut memejamkan mata namun terkejut saat Dave tiba-tiba menggenggam tangannya.

"Apa yang kau pikirkan, Ma Cherie?"

"Tidak ada."

"Lalu kenapa kau menghela napas seperti itu?"

"Hanya ingin."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang