30

1.1K 220 54
                                    

"Bagaimana dia bisa keluar?" Tanya Raka tak berkedip melihat seorang pria yang berdiri bersandar di dinding. Kedua tangannya di masukkan kedalam saku celana panjang sambil memejamkan mata. Pria itu bahkan tidak bereaksi sama sekali mendengar pertanyaan dari Raka tadi.

"Duduklah dulu, Rak," jawab Lucas sambil menghela napas panjang. Ia yang sejak tadi juga ingin mempertanyakan itu semua memilih untuk diam dan membiarkan Dave menjelaskan semuanya.

Sebenarnya sejak awal Lucas sudah curiga siapa pengemudi yang menyelamatkan ketiganya. Terlebih ketika semuanya sedang panik dengan keadaan Sherry dan juga Alva yang tidak sadarkan diri, pria itu menghilang tanpa jejak membuatnya sedikit yakin.

Kala itu Lucas sudah ingin bertanya, tapi memilih mengurungkan niat. Sherry dan Alva adalah prioritas utama saat itu.

Dan kini pria itu muncul tepat setelah mereka memasuki ruang kerja Dave. Melihat ekspresi tenang pria itu membuat Lucas mengulas senyum tipis.

"Kau melepaskannya dari kurungan?" Tanya Josh tidak sabaran.

"Hmm," jawab Dave sambil menyugar rambut. Pikirannya masih teringat saat Sherry terlihat kacau setelah kejadian itu dan baru bereaksi saat ia memeluknya. Dave benar-benar tidak suka melihat air mata yang keluar dari bola mata indah wanita itu. Dave menatap lurus ke arah sosok pria yang masih berdiri dengan posisi yang sama. "Situasinya sedang tidak baik-baik saja saat ini."

"Bagaimana perasaanmu setelah terlepas dari kurungan penjara yang Dave buatkan untukmu, Astaroth?" Tanya Lucas.

Astaroth membuka mata lalu tersenyum sopan. "Menghirup udara bebas memang lebih menyenangkan Tuan Lucas. Tapi saat memikirkan Tuan Dave memang membutuhkan bantuanku membuat rasa senang itu semakin berlipat ganda."

"Apa kau bisa menahan keinginanmu untuk membunuh dan bermain-main dengan darah manusia, Astaroth?" Tanya Josh.

"Tuan Josh, sebenarnya saya ini paling tidak menyukai kekerasan dan pertumpahan darah. Walaupun begitu tetap saja ada orang yang ingin membuat masalah dengan Tuan-ku. Jadi tidak ada cara lain selain menyingkirkan mereka semua dengan menggunakan belatiku."

Lucas tertawa. "Katakan saja kau memang suka membunuh, Astaroth. Jangan mengalihkannya dengan ucapan seperti tadi."

Astaroth mengulas senyum tipis, lebih tepatnya pria itu saat ini tengah menyeringai. "Dan anda mengenal saya dengan sangat baik, Tuan."

"Kau membawa apa yang ku minta?"

Pertanyaan Dave membuat Astaroth membungkuk sopan lalu berjalan maju mendekati sang tuan. Satu tangannya terulur menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna hitam. "Cerberus mengatakan bahwa ia membuatnya sesuai pesanan anda."

Dave menerima kotak kecil itu lalu membukanya. Disana terdapat satu lensa berwarna hijau. Jika di lihat sekilas itu hampir mirip dengan lensa kontak kebanyakan. Tapi siapa yang tahu, di balik manik indah zamrud itu terdapat sesuatu yang akan membantu jika nantinya Sherry berada dalam bahaya lagi.

"Pasti untuk istrinya," ujar Lucas.

"Tentu saja. Aku bahkan bisa menjamin bahwa bra yang Sherry gunakan juga terdapat alat pelacak di dalamnya," sambung Raka tak acuh yang membuat Josh seketika tergelak.

"Seriously, Dave?" Tanya Josh masih tertawa. "Kau benar-benar melakukannya?"

Dave tampak menimbang. Apa ia perlu melakukan itu juga? Tapi semua perhiasan yang Sherry kenakan sudah di lengkapi alat pelacak terlebih anting yang wanita itu gunakan sudah lebih dari cukup. Apa ia perlu menambah beberapa lagi di setiap pakaian yang Sherry kenakan? "Sepertinya itu ide yang bagus."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang