98

565 131 55
                                    

HOLLA MINNA 😁 PAS BANGET YA AUTHOR UPDATE DI MALAM MINGGU.

UDAH SIAP2 MAU KELUAR BUAT JALAN-JALAN SAMA DOI ATAU DI RUMAH AJA NIH?

OH YA, DI TEMPAT KALIAN HUJAN GAK SIH? DI TEMPAT AUTHOR HUJAN MULU😩 PANAS BENTAR, ABIS ITU LANJUT LAGI HUJANNYA.

HAPPY READING AJA YA DEAR 🤗🤗
🌸🌸🌸

"Bagaimana lukamu?" Tanya Dave pada Circle yang berjalan ke arahnya diikuti Astaroth sambil membawa laptop lalu meletakkannya di atas meja.

Hari ini Dave berencana untuk melakukan sesuatu yang telah ia persiapkan sejak dirinya mengumumkan kepada dunia bawah mengenai identitasnya sebagai Joker.

"Bukan luka yang serius, Tuan," jawab Circle sambil mengutak-atik benda itu sebentar sebelum menyerahkannya kepada sang tuan. Circle mengulas senyum tipis sambil menyentuh bagian lukanya yang tertutup kaos berwarna hitam. "Luka ini seperti di gigit semut saja."

Dave mendengkus sambil menopang kepala dengan tangan. Maniknya menyorot lurus ke arah Circle yang juga balas menatapnya. "Kau pun tahu, pistol itu seperti dua mata pisau. Dia bisa melindungimu tapi juga bisa membunuhmu. Jadi jangan pernah meremehkan sesuatu yang menurutmu kecil, Circle," ujar Dave sambil menghela napas panjang. "Meski kadang kalian suka bertindak seenaknya. Aku tetap tidak mau jika harus kehilangan kalian karena orang lain."

Circle tersenyum tipis. Ia tahu itu. Meski terkadang tuannya ini seperti malaikat pencabut nyawa. Circle tetap meletakkan kesetiaannya kepada Dave Jhonson. Kenapa? Karena tuannya memang pantas untuk mendapatkan kesetiaan darinya. "Sejak aku mengikutimu, nyawaku ini milik anda sepenuhnya, Tuan. Dan aku akan berusaha untuk tidak mati di tangan orang lain."

Dave tidak menjawab. Ia lalu menatap lurus pada seseorang yang berdiri di belakang punggung Circle. "Apa Lucifer sudah melakukan tugasnya?"

Astaroth mengangguk sebagai jawaban. "Ya, Tuan. Semua anggota istimewa sudah berkumpul di ruang bawah tanah."

"Sambungkan!" Satu perintah itu membuat Circle langsung menyambungkan saluran video yang terhubung langsung ke Dreambox.

Sementara itu, jauh di ujung sana. Suasana ramai dan hiruk pikuk di ruang bawah tanah Dreambox langsung hening ketika wajah pemilik tempat ini muncul di proyektor yang di pantulkan ke dinding.

"Selamat malam, semuanya," sapa Dave dengan senyum ramah yang menghiasi bibirnya. "Sebelumnya, aku minta maaf telah meminta kedatangan kalian secara mendadak pada malam ini. Ku harap aku tidak mengganggu."

Tidak ada satupun dari manusia bertopeng di ruangan itu yang berani menjawab. Karena jauh di dalam hati mereka, semuanya memiliki satu jawaban yang sama. Mau tidak mau, bisa tidak bisa, mereka harus datang jika Joker menginginkan kehadiran mereka semua di tempat ini.

"Ada gerangan apakah Tuan meminta kami semua berkumpul di tempat ini?" Tanya Hephaestus sopan. Meminta semua anggota istimewa berkumpul di tempat ini pasti memiliki tujuan tertentu.

"Aku hanya ingin memperlihatkan sesuatu kepada kalian semua," jawab Dave kalem. Tak lupa senyum tipis ia sunggingkan membuat semua anggota istimewa yang melihat terdiam.

Bagi mereka semua, senyum itu terlihat sedikit menakutkan.

"Apa yang ingin anda perlihatkan pada kami semua, Tuan?" Tanya Afrodit dengan seringaian menggoda. Meskipun wanita itu mengenakan topeng perak setengah wajah, tidak menutupi kecantikannya yang memikat.

Afrodit menatap wajah pria di layar besar itu penuh kekaguman. Sejak awal menjadi anggota istimewa di tempat ini, ia sudah sangat mengagumi Joker. Meskipun ia tidak tahu seperti apa wajah di balik topeng yang selalu Joker kenakan, tetap saja setiap kali ia melihatnya dari kejauhan, Afrodit tahu pria ini luar biasa.

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang