37

975 207 56
                                    

Calian menatap datar ke arah yacht yang perlahan menjauh. Ia benar-benar ingin menghentikan kepergian Sherry dari tempat ini namun melihat bahwa Dave Jhonson membawa ketiga sahabatnya beserta orang-orang kepercayaan pria itu membuat Calian menyerah.

Ia tidak takut, hanya saja jika ia nekat akan sangat merugikan dirinya sendiri.

Ya, untuk saat ini ia akan menyerah, tapi tidak lain kali.

Calian menghela napas berat. Satu tangannya terangkat menutupi sebelah matanya lalu tersenyum miring. "Baik dulu, sekarang, ataupun nanti, aku benar-benar menginginkanmu, Andrea. Kenapa kau tidak bisa memahami itu semua dan menyakitiku seperti ini?"
***

Sherry menatap tanpa minat pada pemandangan di depannya. Taman indah ini sama sekali tidak bisa memperbaiki suasana hatinya yang memburuk sejak seminggu yang lalu.

Seharusnya ia senang telah kembali dari perjalanan yang merubah hidupnya sekaligus mendebarkan dan juga mematikan. Namun sikap Dave padanya juga berubah. Pria itu selalu pergi sebelum Sherry bangun dan pulang setelah ia tidur di malam hari. Dave bahkan pernah beberapa hari tidak pulang padahal ia menunggu hingga tertidur di ruang tamu. Ya, walaupun pada pagi harinya ia terbangun di atas tempat tidur. Tapi tetap saja, entah kesibukan apa yang membuat pria itu mengabaikan dirinya seperti ini.

Dan yang lebih aneh lagi, Dave bahkan tidak meminta jatahnya sama sekali.

Biasanya pria itu tidak pernah tahan jika harus berpuasa selama sehari. Tapi kali ini berbeda, Dave menahan diri lebih dari sehari.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Sherry menghela napas kasar. Baru seperti ini saja Dave sudah berhasil melukai hatinya.

Sungguh menyakitkan memang jika menaruh rasa terlebih dulu pada seseorang yang ternyata memiliki rasa pada wanita lain.

Helaan napas berat kembali terdengar. Ia sungguh merasakan rasa bosan yang luar biasa. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mengisi kekosongan seperti ini.

Sebaiknya ia mencari kerja saja. Ya, ia harus bekerja untuk mengusir rasa bosan yang mulai menghantui. Lihat saja nanti saat mereka bisa bertemu, Sherry akan menuntut syarat yang pernah ia ajukan dulu pada Dave Jhonson.

Kembali Sherry menghela napas berat. Rasanya seperti ada sesuatu yang benar-benar mengganggu.

"Nyonya?"

Sherry tak menoleh walaupun sapaan itu terdengar sangat ramah. Ia sedang malas bersikap bersahabat. "Ada perlu apa? Jangan menggangguku. Suasana hatiku sedang buruk saat ini."

David mengulum senyum. Keduanya benar-benar pasangan suami istri yang cocok, bahkan suasana hati yang memburuk saja bisa bersama-sama merasakan seperti itu. "Maaf jika saya mengganggu suasana hati anda. Saya hanya ingin bertanya apa anda tidak ada rencana untuk membuat bekal makan siang untuk Tuan?"

Makan siang? Sherry menoleh lalu menatap pria di sampingnya dengan alis terangkat naik. "Makan siang?" Ulangnya lagi seolah menimbang.

David mengangguk sopan. "Selama beberapa hari ini Tuan bekerja seperti orang gila. Ia sering kali melewati sarapan, makan siang bahkan makan malam. Saya hanya cemas Tuan akan tumbang jika terus seperti ini, Nyonya."

Mengantarkan makan siang bukanlah ide yang buruk bukan? Ia bahkan bisa sekalian mengatakan secara langsung keinginannya untuk bekerja kepada pria itu. Ya. Sebaiknya seperti itu.

Entah kenapa suasana hatinya berubah seketika. Senyum secerah matahari pagi langsung terbit di sudut bibir Sherry. "Baiklah, aku akan mengantarkan makan siang untuknya. Jangan beritahu dia dulu, ya. Karena aku ingin dia terkejut karena kedatanganku."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang