73

979 181 109
                                    

Dave memasuki kamarnya yang gelap. Tanpa menyalakan lampu terlebih dahulu, ia langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang yang empuk.

Kegelapan memberikannya kenyamanan yang menyesakkan. Jauh di dasar hatinya, ada kekosongan yang di rindui oleh jiwa dan juga raganya.

Ya, dia merindukan wanita itu.

Wanita yang walaupun bertahun-tahun sudah berlalu, tetap menjadi pemilik hatinya.

Wanita, yang setiap malam selalu hadir mengusik mimpinya dan membuatnya terjaga sepanjang malam hingga mentari terbit.

Dave teramat merindukannya.

Tapi dia tidak merindukanmu sama sekali, Dave Johnson! batinnya mengejek. Dave mengulas senyum tipis. Tentu saja! Karena wanita itu sudah melupakannya. Bukan hanya dirinya, Sherry Andrea Laura sudah melupakan semua yang berhubungan dengannya.

Wanita itu melupakan semua waktu yang mereka habiskan bersama. Sherry meninggalkan luka yang menyakitinya jauh kebelakang tanpa ingin menoleh kembali.

Dave tahu kesalahannya sebesar apa. Tapi meskipun begitu ia masih ingin memperbaiki semuanya. Terlebih sekarang di antara meraka ada Azlen dan juga Azalea, bayi kembar yang dulu ingin ia singkirkan karena lebih memikirkan keselamatan Sherry, kini sudah tumbuh besar dan juga sehat.

Meskipun bertahun-tahun telah berlalu, Dave masih mengingat dengan jelas kejadian hari itu. Hari dimana seorang pria bernama Adamson Yu datang menemuinya.

FLASHBACK

Dave melirik arloji berkali-kali dengan wajah kesal. Bagaimana tidak? Bisa-bisanya Lucas Geonandes membuatnya menunggu lama seperti ini.

Dave menatap tiga cangkir kopi di atas meja dengan kesal. Baiklah, ia akan menunggu sedikit lebih lama. Dave sudah memesan cangkir ke empat, jika Lucas tidak juga tiba ketika cangkirnya sudah habis, maka ia akan langsung pergi dari tempat ini.

Menunggu adalah sesuatu yang membosankan. Terlebih ia juga sedang menunggu informasi dari semua orang yang bisa ia andalkan untuk mencari keberadaan Sherry yang menghilang selama berbulan-bulan.

Dave tidak peduli dan terus mencari walaupun banyak yang mengatakan bahwa istrinya sudah mati. Selama jasad Sherry belum di temukan, Dave akan selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa istrinya masih hidup dan sedang berada di suatu tempat menunggunya untuk menjemput.

Hanya itu yang bisa Dave yakini untuk saat ini. Ia akan terus mencari meskipun membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Maaf jika aku mengganggu waktu sibukmu, Dave Jhonson," sapa seorang pria tua membuyarkan lamunan Dave. Pria tua itu tersenyum tipis sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Sapaan itu terdengar ramah namun entah kenapa begitu masuk ke dalam telinga Dave, ada sedikit sarkasme dalam nadanya.

Dave balas mengulas senyum tipis. Ia lalu berdiri dan menyambut uluran tangan itu. "Tidak masalah, Tuan-?"

"Ah, perkenalkan, Aku Adamson Yu."

"Baiklah, Tuan Yu. Boleh aku tahu maksud kedatangan anda menemuiku?" Tanya Dave langsung tanpa berbasa-basi lalu duduk dengan santai tanpa mempersilahkan tamu yang tidak di undang ini duduk. Ia mengetahui dari David bahwa beberapa bulan ini ada yang selalu mengawasinya. Memiliki banyak musuh membuat Dave tidak tahu secara pasti siapa yang mengawasinya. Mungkin pria tua ini adalah salah satunya.

Bagaimana bisa ia menebak? Karena aura kebencian yang pria tua ini keluarkan bahkan tidak di tutupi sama sekali.

Adamson duduk tanpa di persilahkan. Pria di depannya adalah salah satu pria terbaik di negara ini. Namun melihat sikap yang Dave berikan kepada cucunya membuat rasa tak suka langsung menyelimuti hati Adamson. "Ada dua alasan kenapa aku datang menemuimu, Dave Jhonson. Yang pertama karena aku ingin kau menandatangani sesuatu."

STAY WITH ME#4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang