15. Apaan sih?!

6.7K 630 16
                                    


.
.
.
.
.
Sosok Danish terlihat berbeda setelah rapat, pemuda dua puluh tahun itu berubah menjadi sangat tegas dan menjalankan peran leader dengan sangat baik.

Seperti sekarang, mereka sedang ada jadwal jumpa fans sebelum mengeluarkan jadwal comeback mereka dan spoiler lagu baru.

Tidak ada yang aneh sebenarnya, tapi bagi Danish kegiatan ini akan sangat melelahkan untuknya. Bukan hanya karena dia harus bergerak dan tersenyum pada banyak orang tapi juga dia harus berakting dekat dengan anggota yang lain.

Contohnya seperti sekarang, Savian meminta nya untuk memakai selimut yang memiliki tudung dengan karakter minion diatasnya, mirip selimut bayi.

Danish tau jika jiwa asli pemilik tubuh ini sangat menyukai minion, maka Danish menuruti hal itu. Namun yang mengejutkan Danish bukan itu, melainkan Savian yang terus memujinya dan menggodanya.

"Danish sangat manis." Danish hanya tertawa malu saat Savian mengatakan itu, karena dia tau ada banyak kamera menyorot pada mereka.

"Setuju, Danish sangat manis dengan selimut minion nya." Wiya dengan cepat ikut andil dalam menggoda Danish.

"Aku tidak manis, aku tampan benar?" Danish bertanya pada fans mereka yang langsung di balas seruan tidak setuju.

"Lihat mereka saja setuju jika kamu manis, jadi terima saja!" Wiya mencubit pipi Danish saking gemas nya.

Bukan hanya Wiya dan Savian, nyatanya hampir semua anggota memperlakukannya seperti itu, layak nya anggota termuda.

Acara jumpa fans mereka berjalan lancar, masing-masing dari mereka mempunyai satu kardus yang berisi barang pemberian fans.

Danish yang tidak peduli dengan barang-barang itu justru merebahkan diri di sofa, padahal yang lain sedang sibuk memeriksa barang-barang mereka.

"Danish sekarang jadi mager banget."
.
.
.
.
.
"Danish, bangun, kita udah sampai nih." Kenzo menepuk pipi Danish dua kali saat mobil mereka tiba di asrama.

"Hng." Kenzo tersenyum saat Danish membuka matanya, pemuda itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya ikut turun dari mobil.

"Jangan jalan sambil merem!" Danish merasakan tangannya di tarik pelan oleh Kenzo saat dia akan beranjak.

"Gue ngantuk parah bang, capek." Kenzo mengerti kenapa Danish terlihat sangat kelelahan. Semua itu karena Danish mulai aktif mengurus Akrala, ikut rapat dengan tim produksi dan menyiapkan rekaman. Danish bekerja lebih berat dibanding anggota yang lain.

"Sini gue gendong aja." Danish langsung membuka matanya lebar saat mendengar itu, sedangkan Kenzo sudah siap memasang posisi.

"Gak makasih, udah gak ngantuk!" Kenzo tertawa kecil saat melihat respon Danish, dia tau jika Danish tidak suka diperlakukan seperti itu.

"Gak usah terlalu perhatian sama bocah itu Ken!" Kenzo menghela nafas saat Ersya mengatakan itu.

"Kenapa sih Ya? Lucu tau liat respon dia kayak gitu." Ersya yang mendengar jawaban Kenzo justru semakin dibuat kesal.

"Lo di kasih apa sih sama bocah itu Ken? Kok bisa-bisa nya lo mepet banget sama dia?!" Kenzo sedikit terkejut saat Ersya terlihat kesal, memang apa salahnya dekat dengan Danish? Toh Danish cukup manis untuk di jadikan adik.

"Deket sama dia itu hak gue Yaya." Kenzo mencoba tidak terpancing emosi karena mereka masih ada di teras rumah.

"Ck." Kenzo menggelengkan kepalanya saat Ersya masuk kedalam mendahuluinya.

Sedangkan sosok yang menjadi pembahasan mereka sudah merebahkan dirinya di atas ranjang, kembali menutup matanya bahkan tanpa berganti pakaian. Danish tidak tidur, dia sedang menunggu gilirannya untuk mandi, karena Savian tengah ada di kamar mandi saat ini.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang