72. Syuting tanpa Danish

2.4K 259 6
                                    


.
.
.
.
.
Ketujuh anggota Akrala menatap tidak setuju saat Erhan memberitahu mereka jika mereka akan melakukan syuting dari episode baru konten mereka, tanpa Danish.

Mereka bahkan belum mendapat kejelasan tentang Danish, terutama saat pihak perusahaan memberitahu mereka jika Danish akan membatalkan kontrak dan akan membayar denda.

Jika ini terjadi dulu, mungkin mereka akan dengan senang hati bersorak. Namun sekarang semua sudah berbeda, mereka tidak lagi membenci Danish tanpa alasan, bahkan kini mereka sangat menyayangi Danish. Namun kabar yang mereka terima benar-benar membuat mereka takut.

Mereka takut kehilangan Danish, pemuda mungil itu selalu melakukan tugasnya dengan baik, bahkan sebelum mereka menyadari hal itu.

Danish lah yang menyelamatkan mereka dari kejadian gagal debut, Danish lah yang mengisi kekosongan mereka diatas panggung selama ini, Danish lah yang selama ini menanggung semua hukuman karena kesalahan yang mereka lakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Tanpa Danish, mereka bukan Akrala, tanpa leader mungil mereka itu, mereka tidak akan pernah bisa seperti sekarang.

"Bang, apa gak bisa kita tunda proses syuting nya sampai kita dapat kabar dari Danish?" Savian sebagai yang tertua memutuskan berbicara dengan Erhan, karena mau bagaimana pun dia turut andil dalam memperlakukan Danish buruk selama ini.

"Danish tidak akan menghubungi kalian lagi setelah ini, dia akan benar-benar berhenti." Savian menggelengkan kepalanya, begitu juga anggota yang lain.

"Lo pasti bohong bang, minggu lalu bahkan kondisi Danish udah membaik. Dia udah mau keluar dari kamar nya dia bilang kalau dia bakal balik secepatnya!" Mada tampak tidak terima saat Erhan kembali mengatakan hal itu.

"Mada!" Mada mengepalkan tangannya, dia tidak terima jika seperti ini.

"Kenapa bang? Kenapa Danish harus pergi dari kita waktu kita udah nerima dia? Danish mau bales kita ya?" Erhan menggeleng dan menatap ke arah Ersya.

"Danish menyayangi kalian, jika tidak dia tidak akan mau bertahan bersama kalian selama ini. Tapi kita juga gak bisa nahan Danish disini, kondisi fisik nya memang membaik, tapi bagaimana dengan mental nya? Anak sepolos Danish yang tau nya hanya studio dan makan, tiba-tiba mengalami hal seperti itu. Bisa kalian bayangkan sehancur apa dia?" Semua anggota Akrala menunduk, terutama Wiya.

Pemuda itu sadar jika semua ini adalah salahnya, dia yang melukai Danish sedalam ini. Anak yang selama ini bahkan masih bisa tersenyum meskipun mereka selalu memperlakukannya buruk.

"Maafin gue bang." Semua mata tertuju pada Wiya, gumaman pelan Wiya membuat amarah Mada yang sempat sedikit reda menjadi kembali muncul.

"Iya! Ini memang salah lo! Harusnya lo bisa mikir apa dampaknya sialan! Danish gak kayak kita yang udah biasa sama hal kayak gitu!" Wiya tersentak kaget saat Mada membentaknya, bahkan Yuvan harus turun tangan untuk menenangkan Mada.

"Sudah jangan ribut! Syuting harus tetap berjalan. Malam ini kalian akan merekam kegiatan kalian berkemas dan memberitahu pada Riziend apa saja yang akan kalian bawa, besok pagi-pagi sekali kalian juga harus bangun karena kita akan mulai syuting saat pagi hari." Erhan menghentikan semuanya sebelum Mada kembali meledak.

"Saya akan datang pukul empat besok, jadi segera persiapkan barang-barang kalian, jangan lupa merekamnya." Setelah mengatakan hal itu Erhan beranjak pergi dan meninggalkan mereka semua diasrama. Mencoba mempercayakan semuanya pada Savian.

"Tenangkan emosi kalian, sejam lagi kita mulai buat merekam. Kita akan nemuin Danish nanti setelah syuting selesai, paham?" Keenam anggota lainnya mengangguk, mereka bergegas pergi ke kamar mereka untuk menyiapkan batang mereka.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang