.
.
.
.
.
Savian menatap anggota Akrala satu persatu, memastikan jika mereka semua siap dan tidak ada yang tertinggal. Akan sangat konyol saat salah satu dari mereka ketinggalan pesawat.Erhan menjemput mereka pukul empat pagi, beruntung mereka semua sudah siap. Meskipun sebenarnya mereka sangat tidak ingin melakukan syuting kali ini, karena mereka belum mendapat kabar apapun dari Danish.
"Setelah kita sampai nanti, kita akan langsung mulai syuting. Kita akan syuting di salah satu tempat wisata, jadi gue mohon, jangan sampai terlihat kalau kita sedang tidak baik-baik saja." Ucapan Savian mendapat anggukan dari yang lain.
"Jeffrey makan dulu, dari semalem lo belum makan." Savian menyodorkan sebungkus roti coklat pada Jeffrey, karena pemuda itu memang melewatkan makan malamnya.
"Makasih bang, tapi gue gak laper." Mada yang mendengar itu langsung menatap Jeffrey tajam.
"Makan! Atau gue bakal laporin ke Danish kalau lo gak mau makan!" Dengan sangat terpaksa Jeffrey menerima roti dari Savian dan mulai memakannya. Lebih naik dia memakan roti itu dari pada harus menerima kenyataan jika Danish marah padanya.
"Ya lain juga makan rotinya, paling gak itu bisa buat isi perut sebelum sarapan. Jangan sampai sakit, karena kalau kalian sampai sakit, kalian gak akan bisa pergi nemuin Danish."
.
.
.
.
.
Anggota Akrala sudah mengira jika mereka juga akan merekam suasana mereka di dalam mobil, karena tidak mungkin staff tidak melakukan itu disaat perjalanan mereka dari bandara ke tempat tujuan pertama mereka bisa di bilang lumayan jauh."Kita akan ke pantai setelah ini?" Staff yang mendengar pertanyaan Savian langsung mengangguk.
"Ya kita akan ke pantai setelah ini, akan ada permainan untuk kalian disana." Yang lain hanya mengangguk.
"Perjalanan ini akan lebih seru jika ada Danish." Ucapan spontan Ersya membuat anggota Akrala maupun staff yang berada di mobil yang sama menatap ke arah nya.
"Kira-kira apa yang sedang dilakukan Danish sekarang ya?" Kenzo ikut menimpali ucapan Ersya.
"Ah buka kursi nya, dan bayangkan jika Danish ada disini bersama kita." Yuvan yang mengerti maksud ucapan dua sejoli itu akhirnya ikut bersuara.
"Apa kita harus menghubungi Danish?" Ucapan Wiya kali ini membuat anggota Akrala terkejut, namun sebisa mungkin mereka tidak menunjukannya.
"Oh baiklah, coba hubungi Danish. Kami juga merindukan anak itu." Ucapan sutradara mereka kali ini membuat Wiya segera mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Danish, Wiya hanya berharap jika Danish mau menerima panggilannya kali ini, lagi pula Wiya sudah mengirimi Danish pesan tadi, bahwa mereka tengah syuting sekarang.
"Yah gak diangkat." Mada berucap pelan saat melihat panggilan di layar ponsel Wiya belum juga mendapat jawaban.
"Apa dia masih tidur? Dia sedang dalam masa pemulihan kan?" Savian terpaksa mengangguk saat sutradara itu bertanya, karena bagaimana pun tim yang menangani syuting mereka kali ini adalah tim yang sangat dekat dengan Danish sejak awal.
"Oh Halo." Awalnya anggota Akrala tidak percaya saat Wiya mengatakan halo, karena mereka tau jika Danish selalu menolak panggilan mereka semua.
"Halo."
Namun suara serak yang terdengar setelah nya membuat seisi mobil mematung, itu suara Danish.
"Danish, kami sedang syuting saat ini, ayo ucapkan sesuatu." Suara tawa pelan Danish terdengar saat Wiya mengatakan hal itu.
"Ah Halo, selamat pagi."
"Danish, kamu baru bangun tidur?"
"Iya, aku baru saja bangun."
![](https://img.wattpad.com/cover/344281339-288-k841690.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrala (Sudah Terbit)
FanfictionAgra tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya pergi tidur setelah meminum obat tidur miliknya. Memutuskan melupakan sejenak masalah plagiat yang dilakukan oleh adik kembarnya sendiri. Tapi saat membuka mata, bukan kamar kost nya yang di liha...