16. Bukan gue!

6.1K 595 22
                                    


.
.
.
.
.
Kejadian malam itu membuat Danish benar-benar membuat jarak dengan anggota yang lain, bahkan pemuda dua puluh tahun itu tidak kembali ke kamar nya dan memilih tidur di studio pribadinya, ya meskipun tidak ada yang bisa pastikan jika Danish benar-benar tidur atau tidak.

"Danish." Danish yang baru saja keluar dari kamar nya untuk berganti baju langsung berhenti saat Yuvan memanggilnya.

"Kenapa?" Yuvan tersenyum manis saat Danish menjawabnya.

"Sarapan dulu, jangan langsung ke studio." Danish melirik ke arah meja makan yang memang terlihat dari depan kamar nya, ada Kenzo, Ersya, dan Jeffrey disana. Jangan tanya yang lain kemana sudah pasti tengah bersiap.

"Gak perlu, lo sarapan aja sendiri sana bang Yuyu." Yuvan menghela nafas, seingatnya Danish tidak pernah melewatkan sarapannya.

"Tapi hari ini kita bakal latihan koreo, gue takut lo gak kuat." Danish menghela nafas sebelum berdecak pelan.

"Ck, gak makan sarapan gak bakal buat gue pingsan bang, dah gue duluan. Gue bawa mobil sendiri." Yuvan bahkan belum sempat menjawab ucapan Danish, tapi pemuda itu sudah berlalu pergi dengan tas yang tersampir di pundak kirinya.

Danish berjalan dan masuk ke mobilnya dengan cepat, beruntung dia bisa menyetir. Karena sebagai Agra dulu, dia harus kemana-mana sendirian, memang siapa yang akan mengantarnya? Ayahnya saja lebih memilih menemani Vanka sarapan dari pada mengantarnya ke sekolah saat masih sekolah dasar.

"Ck, bikin gue inget hal itu aja! Lagian gak sarapan gak bakal bikin gue tumbang, gue tau Danish ini sama kayak gue, jarang makan. Kenapa juga gue dapat tubuh yang sebelas dua belas sama tubuh gue yang asli?"
.
.
.
.
.
Latihan koreo kali ini memang memakan banyak tenaga untuk anggota Akrala, bahkan Yuvan dan Wiya saja terlihat kelelahan saat mendapat istirahat.

"Gila, lagu kali ini bener-bener butuh tenaga ekstra." Wiya sudah merebahkan tubuhnya di lantai sesaat setelah pelatih mereka pergi.

"Tapi emang cocok sama lagu nya sih." Yuvan menjawab sambil melirik ke arah Danish yang sudah duduk bersandar di sisi kanan ruang latihan.

"Laper anjir, ayo pesen makan." Kenzo yang lebih dulu bangkit dan mengambil ponselnya, bersiap untuk memesan makanan untuk makan siang mereka.

"Mau makan apa?" Kenzo menatap anggota yang lain.

"Pesen kfc aja deh, biar cepet." Saran Mada langsung di setujui oleh yang lain.

"Oke deh kalau gitu." Kenzo dengan cepat mengetikan pesanan mereka dan mengirimkan pada Erhan, karena mau bagaimana pun apa pun yang mereka makan harus dengan persetujuan Erhan.

"Udah nih, tinggal nunggu."

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki yang menjauh membuat mereka semua menoleh, bisa mereka lihat jika Danish bangkit dan beranjak pergi dari ruang latihan.

"Mau kemana bocil itu?" Yuvan menggeleng saat Wiya bertanya pelan.

"Susulin ah." Yuvan mendelik kesal saat Wiya sudah beranjak lebih dulu.

"Heh Wiya gue ikut!"

Yuvan dan Wiya hampir mengelilingi gedung perusahaan hanya untuk mencari Danish, tapi pemuda itu sama sekali tidak bisa mereka temukan.

"Tuh bocil kemana sih?" Wiya menggerutu saat tidak bisa menemukan Danish.

"Gak tau tuh, giliran di cari malah gak ketemu. Udah ayo balik ke ruang latihan, siapa tau dia udah balik ke sana." Wiya menurut saat Yuvan merangkul pundaknya.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang