97. Luluh

1.7K 191 10
                                    


.
.
.
.
.
Ada banyak hal yang di pikirkan Danish saat ini, mulai dari perkembangan kasus nya Sandi, hingga tentang Jeffrey.

Danish tidak bisa berlama-lama menatap Jeffrey sejak dia mendengar ungkapan Jeffrey dan belum memberikan jawaban, meskipun Jeffrey tidak memaksa dan menuntutnya cepat memberikan jawaban namun Danish merasa tidak enak, rasanya seperti memiliki hutang yang harus segera di bayar lunas.

Danish menghembuskan nafas panjang beberapa kali, dia bingung. Sejujurnya dia sangat ingin menerima Jeffrey, karena hatinya menginginkan itu, namun dia takut, ketakutannya untuk percaya pada orang lain lah yang membuat dia seperti sekarang.

Sret

"Gila gue pusing!" Danish mengacak rambut nya kesal, dia benar-benar di huat nimbang saat ini.

"Heh, lo kenapa cil?" Danish langsung menggeleng saat tau jika Jeffrey mendekat ke arah nya.

"Gak papa bang, gue cuma pusing sama lagu." Jeffrey menghela nafas.

"Gue kira kenapa, ayo makan dulu, gue beli roti kopi tadi, nanti di makan setelah lo makan nasi." Danish merengut saat Jeffrey seenaknya menarik tangannya lembut.

"Kita libur sampai kapan sih bang? Bosen banget." Jeffrey hanya tersenyum saat Danish menggerutu.

"Sampai kasus Sandi selesai, karena bagaimana pun perusahaan juga menuntut Sandi tentang kekerasan yang lo terima." Danish mendengus kesal saat Savian menjelaskan hal itu.

"Ck, itu orang masih aja bikin gue kesel, udah di penjara juga." Anggota Akrala yang lain tertawa saat melihat Danish menggerutu.

"Udah, jangan ngomel gitu cil, lo jadi mirip bang Firly." Danish mendelik tidak terima saat Mada menegurnya seperti itu.

"Gue bosen di asrama terus bang, tapi gue juga mager kalau mau keluar."
.
.
.
.
.
Danish hanya diam di studio nya seharian ini, rasanya sangat membosankan. Danish bisa saja mengerjakan bab baru untuk novel online nya, tapi yang jadi masalah adalah rasa mager Danish jauh lebih mendominasi.

"Diem dong Dan, jangan guling-guling, ntar lo kepentok meja." Danish merengut saat Jeffrey menahan tangannya agar dia berhenti guling-guling.

"Bosen bang." Jeffrey menghela nafas panjang, ya dia tau jika Danish pasti merasa bosan karena hanya Danish yang di larang keluar dari asrama untuk keselamatannya.

"Mabar aja sama gue sini." Danish semakin merengut saat Jeffrey justru mengajaknya bermain game.

"Gue gak bisa main game bang!" Jeffrey akhirnya tertawa, dia sebenarnya sengaja melakukan itu karena wajah kesal Danish sungguh menggemaskan.

"Ya udah lo mau apa?" Danish terlihat berpikir sejenak.

"Beli seblak boleh gak bang? Kangen makan pedes." Jeffrey menggeleng.

"Selain seblak aja, inget lo lagi ngejalanin pengobatan jadi gak boleh makan seblak, apa lagi yang mengandung banyak garam dan micin." Danish akhirnya mendengus keras.

"Ya udah beliin gue roti kopi aja!"

Sret

Danish menatap bingung pada Jeffrey yang menyodorkan ponselnya.

"Pesen sendiri, biar kamu lebih puas. Beli apapun yang mau kamu beli, asal itu gak melanggar pantangan dokter." Danish akhirnya mengalah dan memesan menggunakan aplikasi milik Jeffrey.

"Nih bang, makasih." Jeffrey mengangguk dam meletakkan ponselnya di atas meja.

"Ya udah tungguin sini aja, nanti juga dianter ke sini sama yang lain kalau udah dateng." Danish mengangguk dan mulai fokus membuka aplikasi novel online miliknya.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang